Mbak Rerie Ungkap Kelemahan Pemerintah dalam Menangani Pandemi Corona
"Banyaknya tantangan yang dihadapi tentunya membutuhkan kecepatan dan ketepatan dalam bertindak, sehingga kita membutuhkan koordinasi yang kuat dalam birokrasi agar mampu mengatasi persoalan yang ada," jelasnya.
Kegagapan pemerintah pada awal wabah Covid-19 masuk ke Indonesia, tambah Rerie, seharusnya menjadi pelajaran bersama bagi setiap birokrasi di pemerintahan untuk segera diperbaiki.
Menurut Legislator Partai NasDem itu, di tengah ketidakpastian dampak pandemi Covid-19 tidak ada waktu lagi bagi pemerintah dan masyarakat untuk berdebat soal makna dari sebuah kata.
Rerie menegaskan tidak boleh ada lagi pemimpin yang mengeluarkan pernyataan multitafsir dan menimbulkan kegaduhan.
"Efek pandemi Covid-19 ini multidimensi, mulai dari sektor ekonomi, sosial bahkan budaya, jadi perlu penanganan yang komperhensif dan harus segera. Jangan malah kita gaduh meluruskan pernyataan para pejabat," jelas Rerie.
Soal penanganan wabah Covid-19, Rerie mendorong agar pemerintah segera melakukan tes yang masif dalam jumlah yang memadai, sehingga penanganan wabah Covid-19 bisa lebih efektif.
Tes masif dalam bentuk pengujian spesimen PCR yang dilakukan oleh laboratorim medis Indonesia, diakui Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas yang disiarkan secara langsung di YouTube Setpres, Senin (11/5), mencapai 4 ribu sampai 5 ribu sampel per hari.
Angka itu masih jauh dari target yakni 10 ribu spesimen per hari.
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat alias Mbak Rerie mengungkapkan kelemahan pemerintah selama ini dalam menangani pandemi corona.
- Presiden Jokowi Teken Undang-Undang Tentang Daerah Khusus Jakarta
- Prabowo-Gibran Bakal Pisahkan Ditjen Pajak dari Kemenkeu, Bamsoet Buka Suara
- Ketum IMI Bamsoet Resmikan Sirkuit Barcode Gokart Electric di MOI Kelapa Gading
- Tekan Angka Perkawinan Anak, Waka MPR Lestari Moerdijat Mengajak Semua Pihak Terlibat
- Aktivis 98 Sebut Presiden Jokowi Mengkhianati Cita-Cita yang Diperjuangkan Reformasi
- Aktivis 98 Sebut Selama Era Jokowi Praktik KKN Dipertontonkan Secara Vulgar