MbS Tiwikrama

Oleh Dahlan Iskan

MbS Tiwikrama
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Sejak itu Amerika tidak lagi tergantung dari minyak OPEC. Bahkan Amerika bisa disebut telah swasembada migas. Justru Amerika belakangan menekan Tiongkok untuk mau beli gas dari Amerika.

Untung ada negara lain yang kian haus energi: Tiongkok, India, Pakistan dan --kecil-kecilan-- Indonesia. Meski begitu tetap saja harga minyak mentah tidak bisa balik lagi ke USD 90/barel.

Untuk bisa menaikkan lagi harga migas itu OPEC menggunakan ide lama: kurangi produksi. Agar migas agak langka. Lalu harga akan naik dengan sendirinya.

Ide lama itulah yang juga dibahas di sidang OPEC terakhir --5 Maret kemarin di Austria, kantor pusat OPEC.

Arab Saudi, sebagai produsen terbesar, sudah bersedia menurunkan produksi minyaknya. Dari 11 juta barel ke 10 juta barel/hari.

Namun negara lain keberatan. Itu karena produksi mereka tidak terlalu banyak. Saudi-lah yang diharapkan menurunkan lebih banyak lagi.

Belum lagi agenda itu tuntas dibicarakan muncul realitas lain: Rusia.

Rusia bukanlah anggota OPEC. Kalau hanya anggota OPEC yang menurunkan produksi, itu hanya akan menguntungkan Rusia.

Mohammad bin Salman (MbS) marah, Arab Saudi banting harga minyaknya hingga USD 30 per barel. Indonesia akan ikut menikmati: subsidi BBM yang mencapai lebih Rp 100 triliun itu akan langsung hilang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News