MCA Terungkap, Hoaks Serang Pemerintah Berkurang

MCA Terungkap, Hoaks Serang Pemerintah Berkurang
Para anggota Muslim Cyber Army (berkaus tahanan) saat diperlihatkan ke awak media di kantor Ditsiber Bareskrim Polri, Jakarta Pusat, Rabu (28/2). Foto: Elfany Kurniaan/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Adi Prayitno meyakini konten hoaks dan ujaran kebencian buatan Muslim Cyber Army (MCA) bermuatan politis. Tujuannya adalah menggunakan informasi negatif tentang pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) untuk memengaruhi opini publik.

"Isu yang mereka produksi sangat sensitif. Misalnya, pemerintah tak ramah terhadap umat Islam, kriminalisasi ulama dibiarkan, dan lain-lain. Padahal Jokowi aktif merangkul kalangan ulama dengan rajin blusukan ke pesantren-pesantren," ujar Adi kepada JPNN, Senin (12/3).

Hanya saja, Adi belum bisa memprediksi kaitan MCA dengan kelompok politik tertentu yang ingin menumbangkan Presiden Joko Widodo di Pemilu 2019 mendatang. Namun, pengajar di UIN Syarief Hidayatullah Jakarta itu mengharapkan kepolisian bergerak cepat dalam menelusuri aktor intelektual di balik MCA.

"Secara umum muatan isu yang diembuskan MCA adalah isu keagamaan untuk memantik emosi umat, terutama umat Islam. Ini sangat berbahaya," katanya.

Direktur eksekutif Parameter Politik Indonesia itu juga memuji langkah cepat kepolisian. Sebab, terungkapnya MCA berimplikasi pada menurunnya tingkat penyebaran hoaks, fitnah dan provokasi.

"Sebaran video dan berita berupa kampanye hitam juga kian berkurang. Ini langkah baik memerangi hoaks. Semoga ada efek jera setelah pengungkapan kasus MCA. Orang atau siapapun mestinya jera dengan pengungkapan sindikat jahat ini," pungkas Adi.(gir/jpnn)


Pengamat politik Adi Prayitno memuji langkah cepat Polri menggulung Muslim Cyber Army. Sebab, kini penyebaran hoaks dan ujaran kebencian bisa berkurang.


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News