Megawati Sebut Orang Luar Tak Bisa Jadi Ketum PDIP, Pakar: Sentilan untuk Keluarga Jokowi

Megawati Sebut Orang Luar Tak Bisa Jadi Ketum PDIP, Pakar: Sentilan untuk Keluarga Jokowi
Presiden RI Joko Widodo (tengah) bersama Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di JIExpo, Jakarta, Jumat (29/9). Dokumen DPP PDIP

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menegaskan bahwa kaderisasi dan suksesi kepemimpinan di PDIP tetap berjalan dan harus mematuhi aturan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) partai.

Dia juga menyebut orang dari luar partai tidak punya peluang untuk menjadi ketua umum, karena posisi itu hanya untuk kader.

Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai pernyataan Megawati tersebut sebagai sebuah “sentilan” yang dialamatkan kepada keluarga Jokowi.

“Merupakan sentilan karambol, di mana satu hantaman tapi dua pihak terkena pukulan. Statement Mega itu tampaknya memang dialamatkan kepada keluarga Jokowi,” kata Khoirul Umam dalam keterangannya, Senin (2/10).

Umam menduga kalimat Megawati berkaitan dengan peristiwa manuver politik anak bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep, yang lebih memilih bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI), juga lantas menjadikannya sebagai Ketua Umum PSI.

“Itu besar kemungkinan ditujukan pada manuver politik Kaesang di PSI, yang dinilai tidak sesuai dengan model kaderisasi ala PDIP. Bagi Megawati, proses penetapan figur politisi sebagai ketua umum partai politik ala Kaesang dinilainya merepresentasikan pola rekrutmen dan kaderisasi yang karbitan dan tidak mencerminkan nilai-nilai perjuangan, loyitas dan kegigihan yang ditanamkan PDIP,” papar dosen senior Departemen Ilmu Politik dan Studi Internasional Universitas Paramadina Jakarta ini.

Terlepas dari itu, sambung Umam, pernyataan ini menegaskan bahwa Megawati ternyata memang memiliki perhatian besar terhadap manuver politik Kaesang di PSI tersebut.

Dalam tradisi politik Jawa, lanjutnya, bisa jadi sentilan Megawati ini merupakan manifestasi kemarahan dan kekecewaan Megawati yang disampaikan dengan ekspresi sentilan yang diperhalus, terhadap Kaesang dan keluarga Jokowi yang mengabaikan AD/ART PDIP dan lebih memilih PSI.

Direktur Eksekutif Indostrategic Ahmad Khoirul Umam menilai pernyataan Megawati tersebut sebagai sebuah “sentilan” yang dialamatkan kepada keluarga Jokowi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News