Mekanisasi Pertanian Buka Peluang Usaha dan Lapangan Kerja

Mekanisasi Pertanian Buka Peluang Usaha dan Lapangan Kerja
Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy. Foto: Kementan

“Proses tersebut membutuhkan waktu sekitar dua hingga tiga hari bahkan lebih sesuai luasan lahan. Sementara untuk penghalusan galengan atau pemisah antar petak sawah dilakukan dengan cangkul oleh pemilik lahan sawah,” terangnya.

Sekali masa tanam, Chandra bisa mendapatkan hasil hingga Rp5 juta dari satu traktor. Dia pun menyisihkan penghasilannya untuk memperbaiki alat dan sebagian ditabung membeli Alsintan baru.

Pemilik usaha jasa traktor lain, Suroto di Desa Sukabaru, Kecamatan Penengahan mengaku sewa alsintan mulai umum digunakan petani. Sebagian petani yang terbatas modal belum bisa membeli bisa menyewa.

Salah satu anggota kelompok tani Sumber Rejeki tersebut mengaku, selain disewa untuk pengolahan lahan sawah, traktor juga digunakan untuk pengolahan lahan jagung.

Potensi tersebut dimanfaatkan oleh penyedia jasa sebagai usaha yang menghasilkan.

“Modal awal belasan juta untuk membeli traktor akan mendapatkan hasil ratusan ribu sekali sewa alsintan dan alat juga bisa digunakan untuk pengolahan lahan sendiri,” ungkap Suroto.

Keberadaan traktor disebut Suroto membuat petani bisa lebih menghemat. Sebab sebelumnya dengan menggunakan jasa pengolahan menggunakan tenaga manusia petani bisa mengeluarkan biaya ekstra.

Dedi Triono, salah satu petani jagung yang kerap menggunakan jasa traktor menyebut ia bisa lebih cepat mengolah lahan. Usaha penyediaan jasa traktor tersebut sekaligus sebagai salah satu peluang bagi petani yang memiliki modal cukup.

Kemajuan teknologi di sektor pertanian, selain peningkatan produksi, juga memberikan peluang kerja dan usaha baru.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News