Melacak Jejak Untung, Terduga Teroris yang Tewas Mencurigakan di Tangan Densus 88
Lama Tak Pulang Kampung, Sekali Pulang Bawa Tujuh Anak
Rabu, 15 Juni 2011 – 08:08 WIB

SEPI: Rumah Untung di Banyu Urip Kidul, Surabaya, kemarin 14/6).Foto : Angger Bondan / Jawa Pos
Dalam kartu keluarga (KK), hanya ada dua orang di rumah itu, yakni Musijah dan Untung. Kamso tak lagi tercantum dalam KK karena sudah meninggal sekitar enam tahun silam.
"Seingat saya, dalam KK, data Mas Untung masih ada. Tapi, kalau dilihat dalam administrasi, dia sudah tidak memperpanjang KTP sini," ujar Ny Priyanto, istri ketua RT X RW IX, Kelurahan Banyu Urip. Rumah Priyanto berada persis di depan rumah Untung. Hanya, Priyanto dan istrinya termasuk orang baru di kampung tersebut.
Selain dihuni Musijah, rumah keluarga Untung dikoskan. Rumah Untung berbentuk L dengan empat sekat ruangan serta satu kamar mandi di luar. Sekat pertama dan kedua di rumah tersebut difungsikan sebagai ruang tamu dan kamar tidur. Dua sekat itulah yang kini dikoskan kepada seseorang bernama Supiyah.
Sekat ketiga di bagian tengah bangunan rumah juga dimanfaatkan sebagai kamar tidur. "Kamar ini ditempati Mbah Jah (sebutan ibu Untung, Musijah)," ujar Supiyah. Nah, di bagian letter L terdapat sebuah kamar lagi yang menurut Supiyah sering digunakan sebagai tempat tidur Untung. "Kalau Mas Untung dan keluarganya ke sini, biasanya menempati kamar itu," ungkapnya.
Tewasnya Untung Budi Santoso alias Khaidir, terduga teroris yang ditangkap Densus 88 pada Senin lalu (13/6), masih menyisakan pertanyaan: dia disiksa
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu