Melacak Jejak Untung, Terduga Teroris yang Tewas Mencurigakan di Tangan Densus 88

Lama Tak Pulang Kampung, Sekali Pulang Bawa Tujuh Anak

Melacak Jejak Untung, Terduga Teroris yang Tewas Mencurigakan di Tangan Densus 88
SEPI: Rumah Untung di Banyu Urip Kidul, Surabaya, kemarin 14/6).Foto : Angger Bondan / Jawa Pos
Ketika Jawa Pos berkunjung kemarin siang, rumah tersebut kosong. Menurut cerita beberapa warga di sekitar rumah itu, Musijah dulu sempat bekerja sebagai buruh pabrik. Sementara itu, sebelum meninggal, Kamso dikenal sebagai pekerja serabutan.

Sejumlah tetangga mengungkapkan, keluarga Untung termasuk penduduk lama di kampung tersebut. Di rumah itu, awalnya Untung tinggal bersama orang tuanya. Pria yang disebut pernah mengenyam pendidikan di IKIP (sekarang Universitas Negeri Surabaya, Red) tersebut, menurut beberapa tetangga, sering tidak tinggal di rumah selepas kuliah.

"Kalau tidak salah dia dulu kuliah di jurusan bahasa Jerman. Wong sama anak saya satu pantaran dan kuliahnya sama-sama di IKIP," ujar Gumono. Nenek 70 tahun tersebut mengaku mengenal keluarga Untung sejak dirinya tinggal di Kampung Banyu Urip Kidul pada 1960-an. Tidak banyak tetangga yang tahu kehidupan Untung selama ini. Sebab, dia jarang terlihat pulang ke Surabaya. "Kadang pulangnya pas Lebaran. Kadang juga terlihat saat puasa. Jadi, ndak tentu," ujarnya.

Para tetangga juga tidak tahu kapan pastinya Untung menikah. Mereka hanya tahu Untung tiba-tiba pulang membawa istri dan beberapa anak. Pendeknya, di mata warga, Untung adalah sosok yang penuh tanda tanya. "Saya tahunya istrinya orang Bandung. Untung kabarnya juga tinggal di sana," papar istri purnawirawan Polri itu.

Tewasnya Untung Budi Santoso alias Khaidir, terduga teroris yang ditangkap Densus 88 pada Senin lalu (13/6), masih menyisakan pertanyaan: dia disiksa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News