Melacak Peto Magek, Si Penyelundup Legendaris

Melacak Peto Magek, Si Penyelundup Legendaris
Lukisan Perang Paderi karya G. Kepper, 1900.

Pada 1831, J.C. Boelhouwer memimpin sebanyak 120 orang tentara Belanda menyerang Ujung Rajo, pusat perdagangan kaum Paderi. 

Di sinilah rumah dan gudang milik Peto Magek berada.

Serangan itu, sebagaimana ditulis Boelhouwer dalam laporannya, berhasil memporak-porandakan basis Peto Magek. Akan tetapi sang buronan gagal ditangkap.

“Di rumah dan gudang Peto Magek ditemukan banyak sekali barang-barang yang akan diekspor serta yang baru datang. Barang-barang yang ditemukan itu hanyalah sisa dari barang yang tidak sempat dibawa lari oleh Peto Magek dan orang-orangnya,” tulis Boulhouwer. 

Boulhouwer mengaku membawa barang-barang tersebut sebagai harta rampasan perang. 

Saking banyaknya, tidak semua barang terbawa oleh pasukan. Sisanya dibakar berikut rumah dan gudang milik Peto Magek. 

Begitu saluran niaga di pantai barat dikuasai Belanda, saudagar Paderi pindah haluan mengaktifkan perdagangan ke pantai timur, Selat Malaka.

"Hasil-hasil daerah pedalaman dibawa ke pulau Penang dan Singapura. Dari dua Bandar dagang ini pula kabutuhan kaum Paderi didatangkan,” tulis Gusti Asnan dalam buku Dunia Maritim Pantai Barat Sumatera

DIA punya kebiasaan mendekuk-bunyikan jari tangan saat bicara. Dan bila omongan masuk, dijentikkannya jari itu.  Inilah hikayat Peto Magek,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News