'Melihat Filipina,dengan Ekonomi Terkuat di ASEAN, Berhasil Berantas Korupsi'

Oleh: Karim Raslan

'Melihat Filipina,dengan Ekonomi Terkuat di ASEAN, Berhasil Berantas Korupsi'
Interview Eksklusif dengan Presiden Filipina, Benigno Aquino III. Foto: Istimewa

Anda telah melihat perbaikan besar posisi Filipina dalam Indeks Persepsi Korupsi. Bagaimana langkah Anda melakukan ini?
Salah satu keputusan yang paling sulit adalah menjatuhkan hukuman bagi pendahulu saya (mantan presiden Gloria Macapagal Arroyo) atas semua tindakannya yang merugikan rakyat.

Karena sebelumnya persepsi pemberantasan korupsi hanya berlaku pada pelaku birokrasi di level bawah. Namun sekarang, jika posisi tertinggi dalam pemerintahan juga melakukan korupsi maka harus mempertanggungjawabkan tindakan mereka.

Ada harga yang harus dibayar untuk menentang kepentingan-kepentingan yang terlanjur mengakar. Mungkin saya akan menerima risikonya tahun depan. Tapi berjuang memberantas korupsi adalah pilihan sadar yang saya buat.

Apa yang memberi Anda kekuatan dan keberanian untuk melakukan hal tersebut?
Well, sekali lagi, saya berpikir bahwa sebagian besar rakyat Filipina mendukung apa yang kami lakukan. Mungkin ada perbedaan pendapat mengenai ‘style’ memimpin masing-masing presiden. Tetapi saya kira sekarang sudah ada kesepakatan universal yang diterima banyak pihak.

Demokrasi, adalah (bukan hanya) keputusan yang bermanfaat untuk semua orang, tetapi memastikan apa yang kita lakukan sudah benar dan diterima oleh mayoritas suara rakyat...Ini adalah harapan yang terus membuat saya bertahan.

Ada ketegangan yang meningkat di Laut Tiongkok Selatan saat ini, terutama upaya Amerika secara aktif berpatroli pada teritorial yang dianggap milik Republik Rakyat Tiongkok. Apa pandangan Anda pada ketegangan yang semakin meningkat ini? Terutama Permanent Court of Arbitration di Den Haag memberikan keputusan terbaru perlunya arbitrase. Bagaimana Anda melihat hal ini?
Kami menyambut keputusan terbaru tentang arbitrase. Apa yang kami coba lakukan adalah mendorong dialog dalam arti: apa hak kami, apa kewajiban kami. Jika ini dapat didefinisikan dengan jelas, maka kami dapat mengatur hubungan yang sesuai.

Namun demikian…ada begitu banyak aspek lain dari hubungan kami dengan Tiongkok. Misalnya, pada tahun 2011, perusahaan Filipina memiliki investasi senilai dua setengah juta dolar di Tiongkok. Sebaliknya Tiongkok memiliki investasi 600 juta dolar di Filipina. Tiongkok mengirim 200.000 wisatawan kepada kami, sementara kami mengirimi mereka lebih dari 800.000 wisatawan. Jadi meskipun masalah sengketa laut ini ada, tetapi dalam aspek lain saya pikir kami telah sama-sama meningkatkan diri, kami dan Tiongkok sama-sama mau bergerak maju.

Melihat fakta bahwa ketegangan dapat memperkeruh suasana, ada perbincangan bahwa sudah saatnya Filipina meninjau kembali sekutu lamanya. Misalnya kemungkinan AS menggunakan fasilitas seperti Clark Airbase sebagai "spaces not bases"?
Adanya pangkalan udara bersama memungkinkan transfer teknologi dan pelatihan militer, saya membayangkan akan ada aturan penggunaan secara bergantian.

DENGAN total populasi lebih dari 105 juta jiwa, Filipina menjadi negara terluas kedua di ASEAN. Hebatnya, Filipina yang menjadi tetangga dekat Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News