Melihat Lebih Dekat Industri Keripik Tempe di Desa Sanan

Melihat Lebih Dekat Industri Keripik Tempe di Desa Sanan
Para peserta Jelajah Gizi 2017 di Desa Sanan. Foto: Istimewa for JPNN

Limbah itu digunakan untuk menggemukkan sapi. Limbah buangannya digunakan sebagai pupuk.

Kepala Rukun Warga (RW) 15 Ivan Kuncoro mengatakan, produksi tempe di Desa Sanan sudah berlangsung sejak puluhan tahun silam.

Saat ini, ada 400 warga yang menjadi perajin tempe dan berbagai makanan dari kedelai.

Perputaran uang di Desa Sanan bisa mencapai Rp 1 miliar.

“Dalam satu hari dibutuhkan 30 ton kacang kedelai impor untuk memenuhi kebutuhan produksi tempe di kampung ini,” kata Ivan saat ditemui dalam Jelajah Gizi 2017 yang diadakan Nutricia Sarihusada, Sabtu (14/10).

Dia menambahkan, kedelai harus diimpor. Sebab, kedelai lokal tak bisa memenuhi kebutuhan.

Sementara itu, salah satu pengusaha bernama Arif mengatakan, ada dua RW yang aktif memproduksi tempe dan turunannya. Yakni, RW 15 dan 16.

"Dari dua RW ini kira-kira ada 450 perajin tempe yang aktif. Yang utama tetap penghasil tempe dan keripik. Yang lain hanya pelengkap," ujarnya. (jos/jpnn)

Tak lengkap mengunjungi Malang, Jawa Timur, tanpa singgah ke Desa Sanan.


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News