Melihat Operasi Metode Laparoskopi untuk Mengangkat Kista di Singapura

Tak Tinggalkan Bekas, Pasien Tetap Pede Pakai Bikini

Melihat Operasi Metode Laparoskopi untuk Mengangkat Kista di Singapura
Perut pasien sepekan setelah menjalani operasi pengangkatan mioma dan kista. Foto: Law Wei Seng for Jawa Pos

Secara sederhana, Law mengibaratkan operasi pengangkatan kista dan mioma itu seperti orang bermain game dengan kendali joy stick PlayStation. Dari lubang kecil di pusar tersebut, dokter memasukkan tiga alat yang menjadi perpanjangan tangan operasi. Satu alat merupakan kamera mini yang akan memancarkan gambar kondisi di dalam rahim ke monitor. Dua lainnya berupa alat yang berfungsi sebagai pengiris, pemotong, penghancur, sekaligus pemegang kista atau mioma yang akan dikeluarkan.

Karena itu, dokter tidak bersentuhan langsung dengan pasien. Dokter hanya memegang alat kendali dan melakukan tindakan operasi dengan melihat di layar monitor yang disiapkan. "Semua ini butuh skill tinggi agar operasi dengan alat-alat kecil ini bisa berlangsung lancar dan sukses," tegasnya.

Untuk mengangkat kista, misalnya, dokter akan memasang sebuah kantong khusus yang membungkus daging tumbuh yang berisi cairan itu. Begitu sasaran sudah terbungkus, dokter akan menghancurkannya. Setelah itu, cairan disedot ke luar melalui lubang irisan di tengah pusar pasien. Dengan metode seperti itu, penindakan tidak memakan waktu lama dan meminimalkan bekas operasi.

Cara yang sama juga bisa dilakukan untuk operasi jaringan atau benjolan padat yang tumbuh di sekitar rahim. Benjolan yang keras seperti mioma akan dipotong-potong hingga kecil. Setelah ukurannya cukup untuk keluar melalui lubang di pusar, dokter akan mengambilnya satu per satu.

OPERASI pengangkatan mioma dan kista kini bukan momok lagi bagi penderitanya. Selain tidak terasa sakit, "pembedahan" itu hampir tidak

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News