Melihat Sembahyang Kubur Kedua di Singkawang
Menurut Susi, selain sebuah tradisi, sembahyang kubur juga merupakan momen untuk menunjukkan bakti kepada almarhum leluhur dengan mengirim doa-doa agar arwah leluhur tenang di alam sana. Selain itu, momen ini juga merupakan ajang berkumpulnya keluarga yang mengharukan.
"Sembahyang kubur merupakan tradisi etnis Tionghoa yang di lakukan dua kali setahun dan merupakan bentuk penghormatan terhadap leluhur dan sebagai momen untuk memohon doa agar anak cucu yang hidup di dunia di beri kehidupan yang baik.
Anak muda lainnya, Anton menuturkan dari cerita ayahnya, bahwa sembahyang kubur kedua ini lebih pada mendoakan arwah-arwah yang tidak pernah disembahyangi, atau tidak punya sanak keluarga lagi di dunia.
Karenanya, ritual ini selalu diakhiri dengan sembahyang rebut (rampas) dan pembakaran wangkang. "Tujuannya mengantarkan arwah-arwah tersebut kembali ke alamnya, dan tidak lagi mengganggu kehidupan di dunia ini," katanya. (***)
DUA kali ritual sembahyang (ziarah) kubur yang dilaksanakan warga Tionghoa setiap tahunnya. Selain bentuk penghormatan kepada arwah leluhur, momen
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor