Memahami Keberagaman Melalui Seni Budaya

Memahami Keberagaman Melalui Seni Budaya
Anggota MPR RI Muslim Ayub, Karo Humas MPR Siti Fauziah, dan Asisten I Pemprov Aceh, Rahmat Fitri Hadi menabuh Rata’i (sejenis rebana) sebagai pertanda pagelaran seni budaya dimulai, Sabtu (6/7) malam. Foto: Humas MPR

Tarian yang disajikan oleh para penari itu adalah tari Guel, persembahan dari Sanggar Tari Linge Banda Aceh. Guel adalah kesenian tradisional Gayo, yang merupakan gabungan seni satra, seni tari, dan seni musik. Di masyarakat Gayo, tari Guel tergolong tari persembahan untuk memberikan perhormatan kepada tamu kehormatan. Maka menjadi sebuah kehormatan buat Muslim Ayub dan Siti Fauziah yang mendapat penghormatan untuk sejenak ikut menari bersama para penari.

Selain Muslim Ayub dan Siti Fauziah, tamu lain yang hadir antara lain Ketua Majelis Penddikan Aceh, Prof. Dr. H. Warul Wahidin; Ketua Dewan Kebudayaan Aceh, Nurmaida Atmaja; Ketua OPTD Taman Budaya, Dra. Kemalawati; serta tamu undangan lainnya.

Sebagai salah satu kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR, Pagelaran Seni Budaya Nasional di Banda Aceh kali ini sengaja memilih tema: “Seni Keragaman Kita, Bersama Kita Wujudkan Indonesia Hebat.”

Bertolak dari tema ini, Muslim Ayub dalam sambutannya menyatakan, sosialisasi Empat Pilar adalah kegiatan yang sangat penting untuk Indonesia yang sangat beragam ini. Beragam suku, agama, budaya, dan lainnya. Oleh karenanya, setiap anggota MPR diberi tugas oleh undang-undang untuk melaksanakan kegiatan Sosialisasi ini.

Keberagam yang terdapat di Indonesia ini, menurut Muslim Ayub, adalah sangat luar biasa dan itu diakui oleh dunia. Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau, ratusan suku, tapi kita disatukan oleh Pancasila. Karena Pancasila itu mengandung beragam nilai yang dapat mempersatukan Indonesia. Untuk itu, Muslim Ayub mengajak masyarakat Aceh untuk memahami keberagaman ini, karena dengan memahami keberagama kita akan menjadi Indonesia yang hebat.

Pentingnya sosialisasi Empat Pilar MPR juga dijelaskan oleh Siti Fauziah. Di hadapan para peserta sosialisasi dengan metode Pegelaran Seni Budaya Nasional ini, Siti Fauziah menjelaskan, karena pemahaman akan nilai-nilai luhur berbangsa dan bernegara penting maka MPR menyosialisasikan Empat Pilar ini dengan berbagai metode ke berbagai segmentasi masyarakat.

Untuk siswa-siswi tingkat SLTA misalnya, menggunakan metode Lomba Cerdas Cermat (LCC) Empat Pilar. Bukan hanya itu, juga ada metode Kemah Empat Pilar untuk kalangan mahasiswa. Lalu Training of Trainers (ToT) buat para guru. Bahkan untuk murid sekolah dasar sosialisasi Empat Pilar dilakukan melalui cerita komik.

Jadi, tambah Siti Fauziah, pagelaran seni budaya adalah salah satu dari sekian banyak metode yang ada dalam bingkai Sosialisasi Empat Pilar. MPR menganggap pagelaran seni budaya termasuk media yang efektif dalam menyosialisasikan Empat Pilar, karena seni tradisional mengandung nilai-nilai berisi tuntunan, di samping sebagai tontonan yang digemari oleh masyarakat. Selain itu, melalui pagelaran seni radisional ini, MPR juga punya tujuan ikut melestarikan seni tradisional agar jangan sampai punah.

Pagelaran Seni Budaya (PSB) Nasional yang digelar di Taman Seni Budaya Kota Banda Aceh, Sabtu (6/7) malam berlangsung meriah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News