Memaknai Kitab Kuning ke Dalam Bahasa Jawa dengan Laptop Pinjaman

Memaknai Kitab Kuning ke Dalam Bahasa Jawa dengan Laptop Pinjaman
SALING MENGUATKAN: Abdul Manaf Bersama Istri, Sri Wahyuni, di ruang tamu rumahnya di Margoyoso, Kalinyamatan, Jepara, Minggu (12/6). FOTO: BAYU PUTRA/JAWA POS

jpnn.com - ABDUL Manaf menghela napas. Pendek saja sebenarnya. Tapi, terlihat jelas guratan kekecewaan di wajah keriputnya. Matanya menerawang, tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

BAYU PUTRA, Jepara

Beberapa saat sebelumnya, dia bertanya kepada Jawa Pos berapa kira-kira harga laptop yang mumpuni untuk dipasangi aplikasi Corel Draw. Dia membutuhkannya karena dua komputer jinjing yang ada di rumahnya kerap hang.

Dua laptop itu tergeletak di meja ruang tamu saat Jawa Pos bertandang ke rumahnya pada Minggu dua pekan lalu (12/6). Ruang tamu rumah di Margoyoso, Kalinyamatan, Jepara, itu sekaligus menjadi ruang kerja suami Sri Wahyuni tersebut. 

Ada printer scan merek HP di sana, selain dua laptop di atas. Juga, sejumlah kitab klasik, kamus Arab-Indonesia, serta kamus bahasa Arab (semacam KBBI atau Oxford Dictionary versi Arab).

Di antara semua peralatan kerjanya tersebut, hanya printer berwarna putih yang murni miliknya. Dia menebusnya dengan harga Rp 800 ribu. ”Dua laptop itu bukan punya saya. Saya cuma dipinjami,” katanya. 

Bermodal laptop pinjaman itulah, Manaf memulai aktivitas memaknai kitab klasik atau kitab kuning yang biasa menjadi bahan ajar pesantren sejak 2005. 

Di antaranya, Karomatul Auliya karya Syekh Yusuf bin Ismail An Nabhani dan Jawahirul Khomsah karya Syekh Al Imam Al Allamah Al Hammam Sayyid Muhammad bin Khotiruddin. 

ABDUL Manaf menghela napas. Pendek saja sebenarnya. Tapi, terlihat jelas guratan kekecewaan di wajah keriputnya. Matanya menerawang, tanpa mengeluarkan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News