Membedah Potensi Untung dan Rugi dari Pelemahan Rupiah

Membedah Potensi Untung dan Rugi dari Pelemahan Rupiah
Ilustrasi rupiah dan dolar. Foto: JPNN

Jumlah itu mengalami peningkatan sebesar 24,76 persen dibandingkan Januari 2017.

Komponen ini menembus 74,58 persen dari total impor sepanjang Januari 2018. Bahan baku/bahan penolong yang banyak diimpor antara lain kain katun.

Sementara dari sisi impor, melemahnya rupiah bisa memicu inflasi. Istilah yang lazim di kalangan ekonom adalah imported inflation.

Imported inflation merupakan inflasi yang disebabkan kenaikan harga-harga komoditas di luar negeri, terutama negara yang memiliki hubungan dagang dengan negara yang bersangkutan.

“Contoh sederhana dapat ditemui pada tahu maupun tempe. Ketidakmampuan produksi kedelai dalam negeri menopang kebutuhan produksi tahu dan tempe membuat impor jadi andalan. Pemenuhan bahan baku selama ini berasal dari AS,” tegas William.

Dia menambahkan, pelemahan rupiah dapat membuat harga tahu maupun tempe mengalami peningkatan seiring meningkatnya biaya produksi. Semua ini dapat memicu terjadinya inflasi tinggi.

Oleh karena itu, pemerintah bersama stakeholder lain seperti Bank Indonesia dan pemerintah daerah, harus terus memperkuat kerja sama penanganan inflasi.

Tim Pengendali Inflasi Daerah yang sudah ada harus memitigasi situasi sekarang karena melemahnya rupiah masih sulit diperkirakan kapan akan berakhir.

Perekonomian Indonesia mengalami guncangan seiring pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat atau USD sejak pekan pertama Februari 2018.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News