Memikirkan 1.000 Kematian Sebulan

Di Jawa, PLN perlu 5000 Pasukan Berani Mati

Memikirkan 1.000 Kematian Sebulan
Memikirkan 1.000 Kematian Sebulan
Dulu, ketika pelanggan masih sedikit, komunikasi masih mudah. Setiap kali dilakukan pemeliharaan PLN masih sempat memberitahu semua pelanggan lewat surat. Lalu diiklankan di koran setempat. Tapi pengumuman seperti itu kini tidak lagi bisa menjangkau seluruh pelanggan. Walhasil pelanggan tidak tahu lagi apakah lampu di rumahnya mati karena pemeliharaan atau mati karena disantet.

Inilah yang membuat citra byar-pet masih belum bisa hilang. Tidak bisa segera berubah menjadi pet-byar. Padahal pemadaman bergilir akibat kekurangan daya listrik sudah tidak terjadi lagi sejak 30 Juni 2010 lalu.

Yang membuat pelanggan juga tidak bisa menerima lagi listrik mati adalah ini: TV swasta. Dulu, 30 tahun lalu, hanya ada TVRI "itu pun pagi hari tidak siaran. Kini acara-acara TV bukan main serunya. Kalau dulu boleh mati lampu asal siang hari, kini tidak mungkin lagi: ibu-ibu sudah banyak yang kecanduan sinetron atau Take Me In.

    

Maka tidak ada jalan lain: PLN yang harus berubah.

INI tidak ada hubungannya dengan kenaikan TDL. Baik yang lalu maupun yang konon akan naik lagi Januari tahun depan. Ini soal kebiasaan di PLN yang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News