Mempererat Hubungan Indonesia-Australia Lewat Program 'Window on Australia'

Mempererat Hubungan Indonesia-Australia Lewat Program 'Window on Australia'
Mempererat Hubungan Indonesia-Australia Lewat Program 'Window on Australia'

Bahkan Menteri Luar Negeri Julie Bishop hari Kamis (3/9/2015) mengaku dirinya sering SMS-an dengan Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi. Pengakuannya ini seolah menjadi sinyal bahwa hubungan kedua negara kini telah berjalan baik.

Hubungan kedua negara menjadi penting untuk selalu dibina karena keduanya sama-sama berkepentingan sebagai mitra, baik di bidang ekonomi, kemanusiaan, pariwisata.

Tapi apa yang kerap luput dari pemberitaan di Indonesia adalah bagaimana hubungan non-politik, seperti sektor perdagangan, pariwisata, pendidikan, dan hubungan antara warganya tetap berjalan dengan baik, meski sedang ada ketegangan politik.

Australia Plus Indonesia, sebagai bagian dari lembaga penyiaran publik ABC, memiliki program bernama 'Window On Australia'. 

Program ini berisi informasi dan inspirasi bagi warga Indonesia yang ingin mengetahui bagaimana kedua negara bekerja sama di bidang ekonomi dan bisnis, pendidikan, budaya, dan inovasi.

Selama bulan November, liputan-liputan dalam program 'Window On Australia' bisa dinikmati melalui layar kaca, juga situs online di Indonesia.

Tiga jurnalis asal MNC Group, Adi Prastowo, Tasya Siregar, dan Niko Yustiadi, bersama jurnalis Detik.com, Nograhany Widhikoesumawardani, berada di Australia untuk melakukan liputan sepanjang bulan September.

Di pekan pertama bulan September, mereka mengunjungi kota Darwin, untuk merekam jejak perjalanan pelaut Makassar yang melakukan hubungan dagang dengan suku asli benua Australia, suku Aborigin.

ABC melalui Australia Plus Indonesia menggelar program 'Window on Australia', serial liputan yang menekankan hubungan Indonesia dan Australia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News