Menaker: Kurangi Risiko Pekerja Migran Dengan Cara Ini

Menaker: Kurangi Risiko Pekerja Migran Dengan Cara Ini
Menaker Hanif saat menghadiri Seminar Pekerja Global Indonesia: Antara Peluang dan Resiko. Foto: istimewa

Bahkan , selain faktor ekonomi, ternyata migrasi terjadi juga karena faktor budaya.

“Banyak faktor yang melatarbelakangi migrasi, salah satunya adalah faktor ekonomi. Memang kadang juga ada faktor budaya, seperti yang dilakukan oleh masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT), yang memiliki kebiasaan merantau sebagai bagian dari budaya. Jadi tidak heran jika banyak masyarakat NTT yang menjadi TKI,” kata Hanif.

Ke depannya, kata dia, harus ada cara pandang yang lebih komprehensif mengenai pekerja migran.

"Kita harus mulai merubah cara pandang kita dari kacamata resiko ke segi peluang. Resiko pasti ada, akan tetapi pemerintah terus melakukan upaya untuk meningkatkan perlindungan TKI di luar negeri,” tegas Hanif.

Sementara itu, Country Director Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo Chaves mengatakan, meskipun migrasi tenaga kerja mencerminkan terbatasnya kesempatan kerja domestik, tapi migrasi juga memberikan dampak yang signifikan, baik bagi pekerja migran maupun perekonomian Indonesia.

“Pekerja migran Indonesia bisa memeperoleh penghasilan sampai enam kali upah mereka di dalam negeri, dan bagi 70% pekerja migran, bekerja di luar negeri merupakan pengalaman positif yang membantu mereka meningkatkan kesejahteraan,” ujar Rodrigo.

Selain itu, tambah Rodrigo, migrasi juga memberikan peluang kepada pekerja migran untuk memperoleh ketrampilan dan pengalaman kerja, dan bagi hampir 80% pekerja migran wanita, migrasi merupakan pintu masuk ke pasar kerja.(jpnn)


Salah satu cara adalah dengan meningkatkan aspek perlindungan serta meningkatkan kompetensi kerja.


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News