Menangis Meraung-raung, Bersimpuh di Teras Mapolres, Malah Ditertawakan

Menangis Meraung-raung, Bersimpuh di Teras Mapolres, Malah Ditertawakan
Aksi Rahmat warga Desa Bubea dalam lomba menangis untuk mendapatkan SIM Gratis yang dilaksanakan Polres Bone Bolango, Kamis (19/11) lalu. Foto: Caisar Ntoma/Gorontalo Post/JPG

He he he, jangan keburu bersungut. Syahril memang cuma berakting. Dia “rela” membayangkan kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan lalu lintas demi selembar SIM C gratis. “Pengorbanan” itu tak sia-sia. Syahril terpilih memenangi lomba menangis yang diadakan Satlantas Polres Bone Bolango.

Lomba berhadiah SIM C gratis tersebut merupakan bagian dari kampanye tertib berlalu lintas yang digaungkan polres yang dipimpin Kompol Jibrael Bata Awi SIK itu.

Memang terdengar janggal: mengampanyekan disiplin berlalu lintas, kok yang dihelat malah lomba menangis. Bukan lomba kecakapan berkendara misalnya. Atau mungkin uji pengetahuan peraturan di jalan raya.

Tapi, bagi Kapolres Jibrael, pesan yang ingin ditonjolkan lewat lomba yang baru pertama dihelat tersebut justru kuat. Yakni empati bagi para korban kecelakaan. Maksudnya, dengan mengingat risiko kecelakaan karena tak tertib berlalu lintas, orang bisa jadi disiplin berkendara. “Lewat lomba yang kreatif seperti ini, pesan bisa lebih gampang masuk,” tuturnya.

Ke-21 peserta lomba memang diwajibkan mengungkapkan empati terhadap korban kecelakaan sebagai materi akting mereka. Masing-masing mendapat jatah tampil 5–7 menit. Tiap kontestan dituntut pula untuk menghayati sepenuh jiwa bagaimana jika sampai dirinya atau orang yang disayangi apes di jalan.

Jadilah, para peserta yang semuanya pria dengan rata-rata usia 20-40 tahun tersebut berusaha meyakinkan para juri lewat beragam gaya. Rahmat, misalnya, membayangkan dirinya kena tilang karena tak punya SIM.

Oke, alasan Rahmat memang terdengar cemen sekali. Tapi, toh dia bisa membawakannya dengan cukup meyakinkan sehingga terpilih sebagai pemenang kedua.”Pak polisiii, tolonglah, huu…huu. Jangan tilang saya. Sungguh, saya harus mengejar kesempatan berharga, huu…huu,” kata Rahmat saat beraksi.

Rahmat yang berhak atas hadiah helm standar plus uang Rp 150 ribu tak menjelaskan apa yang dimaksud kesempatan berharga. Bisa jadi pengalaman pribadinya diputus pacar karena terlambat menjemput gara-gara kena tilang.

CARA unik dilakukan Polres Bone Bolango untuk mengampanyekan disiplin berlalu lintas, yakni menggelar lomba menangis. Peserta dituntut menunjukkan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News