Menatap Rencana Indonesia Menjadi Pusat Manufaktur Kendaraan Listrik Asia

"Ini membuat harganya menjadi lebih menarik," kata Profesor Francisco Podesa, kepada Dewan Internasional untuk Transportasi Bersih (ICCT) untuk kawasan Asia Tenggara.
Pemerintah Indonesia juga menawarkan subsidi sebesar 7 juta rupiah untuk setiap penjualan sepeda motor listrik.
Perusahaan Listrik Negara (PLN) memberikan diskon bagi pemilik kendaraan listrik yang mengisi baterainya di rumah di malam hari.
"Kalau kita nge-charge antara jam 10 malam sampai jam 5 pagi, ada diskon 30 persen," kata Nully.
Pengemudi kendaraan listrik di Jakarta juga diberikan pelat nomor khusus, yang artinya dikecualikan dari batasan penggunaan jalan raya bagi kendaraan berbahan bakar listrik.
Misalnya, dengan aturan nomor plat ganjil genap di Jakarta, maka mobil berbahan listrik tak perlu mengikuti aturan ini.
"Saya merasakan ini sebagai keuntungan yang signifikan untuk mobilitas saya sehari-hari," tambah Nully.
Insentif seperti ini bukan hanya untuk meningkatkan penggunaan kendaraan listrik, tapi juga bagian dari rencana pemerintah yang ingin agar Indonesia menjadi pusat manufaktur kendaraan listrik dan baterai global.
Indonesia sudah menjadi pasar otomotif terbesar di Asia Tenggara, tapi sekarang berambisi untuk mengalihkannya ke kendaraan listrik buatan dalam negeri, sekaligus menjadi produsen terbesar
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Realisasi Investasi Jakarta Triwulan I-2025 Capai Rp 69,8 Triliun, Tertinggi di Indonesia
- Kiat Merawat Baterai Mobil Listrik Agar Kondisinya Tidak Cepat Menurun
- Ibas Tegaskan Indonesia dan Malaysia Tak Hanya Tetangga, Tetapi..