Mencari Kepiting Bertemu Buaya Besar, Inalillahi

Mencari Kepiting Bertemu Buaya Besar, Inalillahi
Buaya. Foto ilustrasi.dok.JPNN

Muin pun menceritakan perihal yang didengarnya ini kepada Sadong. Sadong pun terkejut karena juga mendengar hal yang sama. Sekitar pukul 06.00 pagi, mereka kemudian bersama-sama mencari tahu apa yang terjadi sekitar pukul 03.00 saat itu. 

Mereka juga mencari Samma untuk mengajak melihat kejadian itu. Namun Samma tidak terlihat lagi. Mereka pun tetap melanjutkan pencarian sumber teriakan tersebut. 

Saat memeriksa di seputaran tanggul milik Sakka, mereka mendapati ada bekas jejak kaki manusia dan buaya. 

“Ada dugaan saat kejadian, Samma berada di tanggul, langsung diterkam buaya di bagian kaki sebelah kanannya. Setelah itu langsung diseret ke dalam tambak yang masih berisi air,” kata Sadong.

Khawatir dengan keberadan Samma, para penjaga tambak ini langsung berinisiatif mengeringkan tambak, yang saat itu masih terisi penuh oleh air. 

“Saat tambak sudah benar-benar kosong, yang kami lihat Samma sudah meninggal dunia dengan luka bekas gigitan di kaki sebelah kanan, di bagian betis hingga telapak kaki sudah hilang dimakan buaya. Bagian perut juga sudah robek dengan isi perut sudah kosong. Selain itu sebagian tubuh Samma sudah tertanam di dalam lumpur,” ungkap Muin.

Saat itu, buaya yang menggigit Samma masih berada di sampingnya. Namun waktu itu yang diutamakan adalah bagaimana caranya mengevakuasi jenazah tersebut untuk segera dibawa ke Tarakan untuk dikebumikan. 

“Lebar buayanya kami perkirakan panjangnya limar meter dan lebar 80 centimeter. Sempat kami usir untuk menarik jenazah agar bisa dibawa ke Tarakan. Setelah itu baru dilakukan pengejaran buayanya,” tuturnya.

TARAKAN – Samma (43), warga RT 16, Kelurahan Selumit Pantai, Tarakan, yang bekerja sebagai penjaga tambak, tewas dimangsa buaya muara dengan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News