Mencari Keringat di Pantai Copacabana
Sabtu, 22 November 2008 – 01:02 WIB

Mencari Keringat di Pantai Copacabana
Ketika rombongan SBY berada di Kota Brasilia, ibu kota Brazil, sebenarnya di kota itu ada momentum menarik di bidang sepakbola. Hari itu tim nasional Brazil bertanding dengan tim nasional Portugal. Hotel tempat para pemain itu menginap sama dengan hotel Presiden SBY. Lobi hotel itu selalu ramai dengan wartawan televisi setempat. Kadang ada siaran langsung dari hotel itu. Semua bintang sepak bola hari itu ada di situ. Bahkan, Kaka, pemain terbaik dunia dan bintang sepak bola Brazil, sempat memberikan kenang-kenangan kepada Presiden SBY berupa kaus dengan tanda tangannya.
Ketika ada anggota delegasi yang mengatakan bahwa sore itu ada pertandingan yang harus ditonton, Presiden SBY hanya tersenyum. Tentu acara kenegaraan lebih penting daripada semua itu. Sebagian anggota rombongan gemes karena kehilangan kesempatan langka. Tapi, memang begitulah. Presiden SBY terlalu serius untuk urusan dinas. Bahkan, orang seperti Rosi Silalahi dari SCTV yang tidak ikut joging pagi itu punya alasan jenaka. ”Sejak hari pertama mengikuti presiden, rasanya sudah seperti joging terus,” ujar Rosi.
Tapi, presiden memberikan kesempatan satu jam kepada wartawan untuk berwisata naik ke gunung Yesus Kristus yang terkenal itu. Dari ketinggian 710 meter itulah, wisawatan bisa melihat kesempurnaan Rio de Janeiro sebagai kota wisata: gunung-gunungnya yang beronggokan di sekitar kota, down town-nya di sisi kiri, Pantai Copacabana dan Ipanema di sisi kanan, danau di semua arah, laut di seputarnya, jembatan di atas laut di depan, stadion bola yang terbesar di dunia di bawah sana, dan bagi yang mau ritual ada kapel kecil di bawah patung itu.
Selama wartawan berwisata, Presiden SBY punya acara khusus: menerima mantan anak buahnya yang berkebangsaan Brazil. Yakni saat SBY jadi komandan pasukan perdamaian di Bosnia dulu. Waktu itu SBY masih berpangkat brigjen. Sang anak buah masih mayor. Sejak berpisah, keduanya tidak pernah bertemu. Maka, ketika akhirnya bertemu di Rio, mantan anak buah itu bercerita yang sangat lucu. Cerita itu bermula karena dia tidak menyangka sama sekali kalau atasannya dulu bisa jadi presiden.
SEJAK berangkat dari Jakarta 13 November lalu, baru Kamis pagi kemarin (Jumat 21/11, kemarin WIB) ada waktu longgar sedikit. Yakni ketika berada
BERITA TERKAIT