Mencekam, Nenek dan Enam Cucunya Nyaris Terpanggang

Mencekam, Nenek dan Enam Cucunya Nyaris Terpanggang
Ilustrasi.

Melihat kobaran api semakin sukar dikendalikan, warga yang tadinya berusaha membantu memadamkan api memilih kembali ke rumah untuk menyelamatkan harta bendanya. 

Sekelompok warga yang lain memilih mendatangi rumah pria bernama Badrun (80) yang saat itu tengah terbaring sendiri di rumahnya. Akibat usia, pria ini pikun dan lumpuh. “Akhirnya orang tua itu kami evakuasi dulu ke lokasi yang aman, baru kami selamatkan barang-barangnya,” tambahnya. 

Tak berselang lama, beberapa petugas Damkar baik dari BPBD Kota Samarinda maupun dari kelompok relawan tiba di lokasi kejadian. Mereka berusaha melokalisir api yang semakin menjadi. Salah satu menghambat api agar tidak menyeberangi Gang Jempang. 

Sementara itu, agar api tak menyebar lebih jauh, Haini sebagai ketua RT di lokasi itu mempersilakan petugas Damkar untuk merusak beberapa bagian depan rumahnya guna menghalau api. 

“Karena kalau tidak dibongkar, bisa jadi api menyeberang ke bangunan lain. Bangunan yang terbakar jauh lebih banyak. Makanya bagaimana teknisnya saya serahkan kepada petugas,” kata Haini saat ditemui Sapos di sekitar lokasi kejadian. 

Usaha petugas Damkar berhasil. Api berhasil kendalikan kendati harus mengorbankan rumah ketua RT setempat. Tepat pukul 02.00 Wita, api berhasil dikuasai. Proses pendinginan berlangsung sekitar 30 menit untuk memastikan tidak ada musibah susulan. 

“Berdasarkan data, ada 54 jiwa yang kehilangan tempat tinggal. Untuk kerugian materi akibat musibah ini belum bisa kami rinci,” paparnya. 

Ditemui siang kemarin di lokasi kejadian, Kapolsekta Samarinda Seberang, AKP Danang Setiyo SP menjelaskan, proses penyelidikan untuk mengetahui penyebab kebakaran tersebut masih dilaksanakan jajarannya. 

SAMARINDA - Saat api berkobar hebat di plafon rumah, Fatimah, 65, bersama 6 cucunya masih tertidur pulas di kamar. Di saat itu pula beberapa warga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News