Mendikbud: Kombinasi Pembelajaran Tatap Muka dan Daring Majukan Pendidikan Nasional

Mendikbud: Kombinasi Pembelajaran Tatap Muka dan Daring Majukan Pendidikan Nasional
Mendikbud Nadiem Makarim. Ilustrasi Foto: Humas Kemendikbud

"Konsepnya bukan untuk menggantikan guru, tetapi teknologi itu untuk memperkuat potensi guru," ujar Nadiem.

Pada akhirnya, menurut Mendikbud, yang benar-benar melakukan perubahan di lapangan adalah hati nurani seorang penggerak.

“Guru yang datang ke pintu-pintu setiap muridnya itu menunjukkan bahwa di ujungnya itu sebenarnya guru dan tentunya orang tua yang akan membuat perubahan tersebut dan itu merupakan suatu hal yang sangat menginspirasi. Itu namanya guru penggerak. Mereka itu tanpa disuruh sudah bergerak duluan dan harus kita beri mereka bantuan,” tuturnya.

Sementara Pelaksana tugas Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Hamid Muhammad mengatakan, perpaduan antara penguasaan ilmu pengetahuan dan budi pekerti diyakini mampu menjadi fondasi dalam mencetak SDM unggul Indonesia.

“Pendidikan life skill di antaranya membantu orang tua membersihkan rumah, memasak, dan berkebun. Sementara itu, penjelasan tentang Covid-19, bagaimana karakteristiknya, pola penyebarannya, dan bagaimana cara menghindarinya adalah contoh pendidikan kontekstual,” Hamid menjabarkan.

Kemendikbud saat ini fokus untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan di rumah dan bukan menambah beban psikologis anak. Menurutnya, komunikasi dan kolaborasi antara sekolah dan orang tua adalah kunci keberhasilan mendidik anak.

Oleh karena itu Hamid mengimbau kepada guru, orang tua, kepala sekolah, dan pegiat pendidikan untuk tetap optimistis memberikan layanan pendidikan yang terbaik. (esy/jpnn)

Mendikbud Nadiem Makarim mengatakan, teknologi secanggih apapun, inovasi sebesar apapun, tidak akan pernah menggantikan peran guru sebagai pendidik.


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News