Mendikbud: Kurikulum Itu Sesungguhnya adalah Guru

Mendikbud: Kurikulum Itu Sesungguhnya adalah Guru
Mendikbud Muhadjir Effendy. Foto: Jawa Pos Group/dok.JPNN.com

Ke depan, penilaian tidak hanya berupa angka-angka dari intrakurikuler (mata pelajaran wajib) saja, tapi juga memiliki catatan perkembangan kepribadian. Dia berharap agar setiap siswa setelah lulus pendidikan menengah juga memiliki semacam portofolio yang dihimpun dari rekaman kepribadian itu.

"Contohnya jika anak di madrasah diniyah telah berhasil menyelesaikan juz amma, pencapaian itu haruslah dicatat oleh guru dalam rekam kepribadiannya," ujarnya.

Prinsip keempat yang dikedepankan dalam penerapan PPK menurut Menteri Muhadjir adalah individualisasi setiap peserta didik. Guru perlu membantu setiap anak untuk mengaktualkan potensi diri yang dimilikinya.

“Setiap anak itu punya keistimewaan masing-masing, setiap anak itu memiliki keunggulannya masing-masing, dan unik,” ucapnya.

Terkait penerapan penguatan pendidikan karakter di sekolah, Mendikbud mengingatkan bahwa PPK tidak mengubah struktur kurikulum yang ada ataupun menambah waktu belajar siswa di sekolah.

“Kalau K13 dilaksanakan lima hari seperti di DKI ini, anak-anak SD jam 12.10 sudah selesai, untuk SMP 13.20, setelah itu bisa pulang. Setelah itu bisa beraktivitas ekstrakurikuler untuk penguatan karakter, bisa di dalam sekolah, bisa di luar sekolah. Jadi bisa juga belajar di madrasah diniyah sepulang sekolah,” tandasnya. (esy/jpnn)


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengungkapkan ada empat prinsip Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News