Menelusuri Sejarah Eksistensi Yahudi di Nusantara

Menelusuri Sejarah Eksistensi Yahudi di Nusantara
Perayaan Bar Mitzvah keluarga Mussry di Surabaya jelang pendudukan Jepang yang dihadiri komunitas Yahudi Eropa dan Irak. Foto: Courtesy of Dr Eli Dwek

Ayala dalam sebuah tulisan menceritakan laporan Saphir membuat komunitas Yahudi di Amsterdam mengirim rabi ke Nusantara untuk mengatur kehidupan komunitas pengikut Yudaisme di Batavia dan Semarang. Namun, rabi itu meninggal dunia sebelum menyelesaikan tugasnya.

Di luar itu ada sekelompok Yahudi dari Irak -terutama Baghdad dan Basra- serta Aden yang menetap di Nusantara. Hanya saja, dari sudut pandang agama, gelombang migrasi Yahudi dari Irak dan Aden tidak berdampak signifikan.

Pada 1921, seorang utusan lain bernama Israel Cohen tiba di Jawa. Berdasar catatan Cohen kala itu, jumlah umat Yahudi di Jawa diperkirakan sekitar 2.000.

Cohen yang notabene seorang zionis juga berpendapat seperti laporan Saphir bahwa komunitas Yahudi tidak taat memegang tradisi.

Ikhtiar Cohen di Nusantara meninggalkan jejak dengan terbitnya surat kabar Eretz Israel pada periode 1926 hingga 1939 di Padang, Sumatera Barat.

Selama era 1930 hingga 1940, komunitas Yahudi di Indonesia terus berkembang. Hal tersebut tak terlepas dari kondisi di Eropa kala itu.

Holocaust saat Nazi merajalela membuat banyak Yahudi Eropa mencari perlindungan ke wilayah lain. Sebagian dari mereka menggungsi ke wilayah-wilayah jajahan Belanda, termasuk Indonesia.

Sebagian besar dari mereka adalah warga Belanda maupun negara lain di Eropa. Menjelang masa penjajahan Jepang pada 1942, jumlah Yahudi di Indonesia sekitar 3.000 orang.

Catatan sejarah menunjukkan umat Yahudi telah tinggal di Nusantara selama berabad-abad seiring keberadaan VOC.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News