Menengok Si Jilbab di Nanjing

Menengok Si Jilbab di Nanjing
Dahlan Iskan.

Tiap tahun begitu. Sudah tujuh tahun lamanya. Dan masih akan terus. Total sudah lebih 1.000 yang kuliah di Tiongkok atas beasiswa yang dikoordinasikan ITCC.

Sambil makan siang kami pun ngobrol panjang. Seru. Empat mahasiswi berjilbab.

Plus satu mahasiswa lulusan pesantren Darul Hijrah Martapura Kalsel: Khairul Anwar. Kami ngobrol campur aduk; bahasa Mandarin, Indonesia, Jawa dan Banjar.

Khairul sendiri mahir berbahasa Arab. Dan Inggris. Pesantren Darul Hijrah memang binaan Pondok Modern Gontor Ponorogo.

Menengok Si Jilbab di Nanjing
Dahlan Iskan bersama mahasiswa Indonesia penerima beasiswa melalui Yayasan Indonesia Tionghoa Culture Centre (ITC Centre) di Nanjing.

Sampai tahun ini sudah 50 alumni pondok Darul Hijrah kuliah di Tiongkok. Hanya kalah dari pondok Nurul Jadid Probolinggo dan SMA NU Gresik.

Sudah dua tahun mereka di Nanjing. Ambil mata kuliah bisnis internasional. Tinggal satu tahun lagi. Lulus.

Mereka ini ternyata mahasiswa yang gigih. Lihatlah saat mereka libur dua bulan. Sekitar tahun baru Imlek. Mereka cari kerja. “Saya jadi pelayan di restoran,” ujar Dinda Putri Ariyani, asal Sidoarjo. “Saya juga,” timpal Fattya Rosyana Oktovia asal Balikpapan.

Mereka berjilbab. Tapi ngomong Mandarinnya… Haiiyyaaa… saya kalah. Saya telepon mereka: maukah makan siang dengan saya?

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News