Mengalihkan Jam Gowes Selama Bulan Puasa
Sedikit Olahraga, Lebih untuk Wisata
Senin, 15 Juli 2013 – 01:48 WIB

Foto: venturebikers.com
Tempat nongkrong yang biasa menjadi jujukan biasanya di Taman Menteng, Jakarta Pusat. Mereka biasanya berangkat dari rumah setelah salat Tarawih sekitar pukul 20.00 WIB, kemudian berkeliling jalanan kota. Sekitar pukul 21.00 WIB mereka baru berkumpul di taman tersebut.
Baca Juga:
Mereka menyadari bahwa bersepeda malam beda dengan pagi atau siang. Aspek olahraga tentu tidak bisa maksimal mengingat udara malam yang cenderung lembap. Karena itu, gowes malam sekalian dimanfaatkan untuk refreshing, mengusir penat, serta berwisata.
Bersepeda pada malam hari harus memperhitungkan faktor keselamatan. Cyclist wajib melengkapi sepeda dengan lampu. Baik di bagian depan maupun belakang. Mereka juga harus mengenakan jaket dengan fluorescence yang bisa memantulkan cahaya. Itu dilakuakan agar mereka bisa dilihat pengemudi kendaraan bermotor. Jaket juga berfungsi menghalau udara lembap malam hari.
Selain komunitas, banyak pesepeda yang memilih night ride sendirian. Mereka biasanya menggunakan sepeda untuk mobilitas ke tempat kerja. Mereka biasanya baru ber-night ride setelah berbuka puasa di tempat kerja. Setelah itu, mereka mengayuh sepeda pulang ke rumah.
Selama bulan puasa, banyak cyclist yang memilih untuk "mengandangkan" sepeda. Mereka tidak mau menggenjot fisik karena tidak bisa bebas
BERITA TERKAIT
- Momentum Hari Buruh, MS Glow Beri Program Khusus untuk Pekerja
- Deep and Extreme Indonesia 2025 Digelar, Pencinta Olahraga Outdoor Wajib Hadir
- Tampil di Ajang Paris Fashion Show, Evelyn Witono Putri Gandeng Bejo Jahe Merah
- Nutriflakes Ajak Perempuan Aktif Bergerak dan Bebas GERD
- Bobby, Kucing Presiden Prabowo Jadi Juri di Petfest Indonesia 2025
- 3 Manfaat Kulit Jeruk, Bantu Jaga Kesehatan Jantung