Mengantar J-Rocks Masuk Dapur Rekaman Abbey Road Studio, London

Akustik Sama dengan Jakarta, Dedikasi SDM yang Beda

Mengantar J-Rocks Masuk Dapur Rekaman Abbey Road Studio, London
Mengantar J-Rocks Masuk Dapur Rekaman Abbey Road Studio, London
Sebagai sound engineer, Chris mengaku kemampuan menangkap bunyi-bunyian dengan baik merupakan modal utamanya. Karena itu, jika banyak penyanyi mengasuransikan suaranya, sebaliknya Chris mengasuransikan telinganya. "Masa depan saya ada di telinga saya,'' katanya.

Chris sendiri mengaku senang bekerja dengan anak-anak J-Rocks. Bekerja bersama musisi dari berbagai negara memberi dia banyak pelajaran dan pengalaman. "Dulu sekitar tahun 1990-an banyak musisi Jepang yang rekaman di sini. Tapi, sejak krisis ekonomi, nyaris tidak ada lagi yang datang,'' tutur Chris.

Masalah biaya itu mungkin juga yang menjadi alasan utama, mengapa tidak ada musisi Indonesia yang rekaman di Abbey Road Studio London. Mereka lebih memilih Australia atau negara-negara Asia lain, seperti Jepang dan Hongkong. "Kalau untuk sewa studio, bayar engineer, dan peralatan musik mungkin tidak jauh beda. Namun, biaya akomodasinya yang sangat besar,'' kata Luke A. Nugraha.

Dia lalu menyebutkan, tarif sewa studio di Abbey Road 1.500 pounds atau sekitar Rp 24 juta per hari (1 pounds sekitar Rp 16.000). Itu belum termasuk bayaran untuk Chris Bolster sebesar 400 pounds (sekitar Rp 6,4 juta) per hari dan sewa peralatan musik yang dibutuhkan oleh para pemain. "Tanpa sponsor, rasanya berat bagi musisi Indonesia rekaman di sini,'' ujarnya.

Peralatan bisa dibeli, keahlian dapat dipelajari. Lalu, apa sih kelebihan Abbey Road Studio di London, Inggris, jika dibandingkan dengan studio-studio

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News