Mengapa Pelanggaran HAM Terus Terjadi? Jangan Pilih Pemimpin di Pemilu 2024!

jpnn.com, JAKARTA - Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Uli Parulian menilai kepentingan negara atau rezim mendominasi perspektif keamanan.
Menurut dia, hal itu mengakibatkan maraknya pelanggaran HAM yang mengatasnamakan stabilitas keamanan.
"Dalam negara hukum, keamanan manusia perlu menjadi perhatian untuk didahului dan dilindungi oleh aparat negara dari berbagai intimidasi dan kekerasan,” ucap Uli dalam diskusi publik dan launching buku Keamanan Manusia: Konsepsi, Implementasi, dan Perbandingan Negara Lain di Jakarta, Rabu (23/11).
Pada diskusi yang sama, dosen Universitas Paramadina Siskha Prabawaningtyas mengatakan kedaulatan negara bukan hanya hak, melainkan juga tentang kewajiban negara dalam melindungi keamanan manusianya.
“Keamanan manusia dipengaruhi pemimpin di negaranya," ujarnya.
Oleh karena itu, Siskha mengajak masyarakat memilih pemimpin yang berpihak pada keamanan manusia.
"Di 2024 nanti, penting memilih pemimpin yang pro terhadap keamanan manusia,” ucapnya.
Koordinator Keamanan Dalam Negeri Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Rangga Jantan Warga Dalam menuturkan setiap individu harus dilindungi.
Komisioner Komnas HAM Uli Parulian menilai pelanggaran HAM masih terjadi karena kepentingan penguasa atau rezim mendominasi perspektif tentang keamanan negara.
- Dedi Mulyadi Kirim Siswa Bermasalah ke Barak TNI, Komnas HAM: Maksudnya Apa?
- Amnesty International: Praktik Otoriter dan Pelanggaran HAM Menguat di Indonesia
- Eks Sesmilpres Sebut KKB Sudah Menyerang Wibawa Negara
- Perihal Kasus LCC, Kejati NTB Dinilai Tidak Transparan
- Wali Kota Jakarta Selatan Mendukung Program Mainstreaming HAM untuk ASN dan Masyarakat
- RUU KUHAP Menguatkan Peran Advokat untuk Perlindungan HAM