Mengapa Tiongkok Melulu?

Mengapa Tiongkok Melulu?
Dahlan Iskan.

jpnn.com - Saya menerima pertanyaan ini kemarin. Saat berada di Universitas Pajajaran, Jatinangor, Bandung: mengapa saya begitu tertarik menulis tentang Tiongkok? Katanya: sayalah orang yang terbanyak menulis tentang Tiongkok.

Saya diagendakan dua acara di Unpad kemarin: memberikan kuliah umum dan menjadi salah satu penguji saat Dhiman Abror menjalani ujian untuk memperoleh gelar doktor. Abror adalah mantan Pemred Jawa Pos.

Saat memberikan kuliah umum sebenarnya sudah ada 10 penanya yang harus saya jawab. Tapi di luar aula masih ada seseorang yang sengaja menunggu saya.

Mengajukan pertanyaan di atas. Serius sekali. Sampai memegangi tangan saya. Seperti takut kalau saya kabur.

Ternyata namanya Al Farabi. Asal Bengkulu. Yang lagi kuliah S3 di fakultas komunikasi di Unpad.

Saya tertegun mendengar pertanyaan itu. Dalam hati saya mengakui: iya ya! Jangan-jangan orang lain juga memendam pertanyaan yang sama.

Betul. Begitu sering saya mengulas tentang Tiongkok.

Maka inilah jawabnya: dulunya, saya lebih sering menulis tentang Indonesia. Biasa. Negeri sendiri.

Dulunya saya lebih sering menulis tentang Indonesia. Biasa. Negeri sendiri. Lalu saat sering ke Amerika saya banyak menulis tentang Amerika. Saya begitu kagum.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News