Mengenal Dabus, Sarat Makna Keagamaan Hingga Melawan Penjajah

Ayat-ayat Suci Terus Didengungkan

Mengenal Dabus, Sarat Makna Keagamaan Hingga Melawan Penjajah
Syekh memimpin pelaksanaan ritual dabus. FOTO: Malut Post/JPNN.com

”Jika kita bersih, maka mau ditusuk bilah besi sedalam apapun, tidak akan mati. Di situlah intinya dabus. Bahwa apabila dalam kondisi suci, maka benda asing seperti besi tidak akan bisa ‘memakan’ tubuh kita. Sehingga jika dilakukan dengan ritual yang benar, maka darah yang keluar hanya sedikit, bahkan tidak berdarah sama sekali,” jabar Ridwan yang telah 29 tahun menjadi seorang Syekh.

Sebelum melakukan dabus, pelakon berjalan jongkok untuk menghampiri dan menyalami Syekh. Sang Syekh lalu menyerahkan alat dabus yang disebut alwan dan mengasapi si pelakon dengan asap kemenyan yang telah dibakar sebelumnya.

Alwan merupakan bilah besi sepanjang kurang lebih 30 sentimeter dan bermata runcing. Ujung alwan lainnya ditutupi kayu sekepalan tangan dihiasi rantai besi yang menghasilkan bunyi-bunyi gemerincing. Pelakon kemudian menggoyangkan badannya ke kanan dan kiri beberapa kali lalu mengusapkan alwan tersebut dari pundak kanannya ke atas kepala dan kemudian turun ke pundak kiri.

Ia lantas mengangkat alwan yang ada di kedua tangannya dan menghujamkan ke dadanya beberapa kali sebagai percobaan. Sebelumnya, sang Syekh telah melakukan percobaan tersebut dengan menikam dirinya sendiri. Setelah itu, pelakon mulai berdiri dan menikamkan alwan ke dada, bahkan pahanya, sembari menari-nari sebagai tanda bahwa dabus telah dimulai.

Rata-rata pelakon melakukan dabus selama lima hingga sepuluh menit. Semakin lama, intensitas dabus makin meningkat, di mana pelakon yang awalnya berhati-hati dalam melakukan dabus lama kelamaan makin aktif dan liar gerakannya. Beberapa dari mereka ada yang menanggalkan baju dan bertelanjang dada lantaran berkeringat deras.

Meski bilah besi bermata runcing yang digunakan untuk menusuk tubuh amatlah tajam, anehnya dalam sejarah ritual dabus, tak ada seorang pun yang pernah terluka parah, terkadang hanya berupa luka lecet yang mengeluarkan sedikit darah. Logikanya, ditusuk benda setajam itu pada titik vital tubuh tentu bisa mengakibatkan kematian.

”Semua tergantung keyakinan dan hati kita. Sebab dabus juga merupakan pembuktian untuk menguji kekebalan tubuh manusia. Sehingga tubuh kita meskipun ditikam dengan alwan tapi tidak terasa sakit. Yang ada hanya rasa gatal,” ujar Ridwan.

Kebanyakan orang awam mengira bahwa pelakon dabus berada dalam kondisi kerasukan atau tak sadarkan diri saat menusuk dirinya. Hal ini tegas dibantah Ridwan. Pelakon justru harus dalam kondisi sadar sebab tujuan dari melakukan dabus adalah menyucikan dan mendekatkan diri kepada sang Pencipta.

DI sejumlah daerah di nusantara, tradisi dabus masih dapat ditemui. Di Maluku Utara, warga mengenalnya sebagai dabus atau badabus atau taji besi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News