Mengenal Dabus, Sarat Makna Keagamaan Hingga Melawan Penjajah

Ayat-ayat Suci Terus Didengungkan

Mengenal Dabus, Sarat Makna Keagamaan Hingga Melawan Penjajah
Syekh memimpin pelaksanaan ritual dabus. FOTO: Malut Post/JPNN.com

”Dabus murni ritual keagamaan, sehingga yang melakukannya harus dalam kondisi suci. Dalam kondisi mabuk karena alkohol pun dilarang keras sebab justru akan berakibat fatal. Jadi ada gelombang emosi positif yang melingkupi orang setelah melakukan dabus sebab kelakukan orang sebelum badabus pun harus positif,” ungkapnya.

Menurut Ridwan, dabus juga dapat difungsikan serupa bekam, yakni mengeluarkan darah kotor dari tubuh seseorang. Darah yang keluar ketika melakukan dabus dipercaya merupakan darah kotor yang memang seharusnya dikeluarkan dari tubuh.

Setelah melakoni dabus, Ridwan mengaku ada rasa damai dan hilangnya emosi negatif dalam diri, seperti perasaan iri terhadap orang lain. Dalam hukum Islam, dabus disebut merupakan amalan tarekat.

“Seperti anak tangga, sebelum kita sampai ke tarekat, harus lulus tingkat syariat dulu. Amalan-amalan di tingkat syariat misalnya shalat lima waktu. Oleh karena itu, para Syekh yang telah melakoni tarekat semacam dabus tidak bisa sekali-kali meninggalkan shalat atau amalan lain di tingkat syariat,” tegasnya.

Salah satu fungsi dabus yang mungkin tak banyak diketahui adalah sebagai instrumen perang. Khususnya dalam mengusir penjajah di tanah Malut. Salah satu bentuk kehebatan berperang zaman silam adalah kemampuan melakukan dabus.

”Tradisi ini digunakan sebagai alat perang seperti soya-soya (tari perang, red). Tapi soya-soya tidak menyebut ayat-ayat Alquran di dalamnya, sedangkan dalam badabus ayat-ayat suci terus didengungkan,” tandas Sahril.(JPG/tim/kai/fri/jpnn)

DI sejumlah daerah di nusantara, tradisi dabus masih dapat ditemui. Di Maluku Utara, warga mengenalnya sebagai dabus atau badabus atau taji besi.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News