Mengenal Jaleela, Kebaya Asal NTB yang Disukai Pasar Asia Hingga Eropa
"Banyaknya potongan-potongan kain yang tidak digunakan memicu kami untuk mulai memikirkan manfaat dari sisa kain tersebut," ungkap Putri.
Akhirnya, kata Putri, tercetuslah sepatu dan tas, sebagai langkah awal mengurangi limbah kain dan mengolahnya menjadi barang yang bernilai jual.
"Setiap motif yang ada memiliki makna khusus sesuai dengan konsep yang ditentukan," paparnya.
Produk tas maupun sepatu tersebut menjadi fashion item yang melengkapi set kebaya dan rok dengan pilihan warna yang senada.
"Penggunaan bahan yang sama antara kebaya, tas, dan sepatu mempermudah customer memiliki penampilan yang matching dengan harga terjangkau" jelasnya.
Tak hanya itu, Jaleela juga mengupayakan peningkatan perekonomian bagi 50 penjahit perempuan.
Putri mengatakan pemberdayaan para penjahit perempuan lokal di NTB dilakukan sejak awal Jaleela didirikan.
"Para penjahit perempuan ini dominannya merupakan ibu-ibu penjahit rumahan yang memiliki kemampuan menjahit yang baik, namun, sulit mendapat pekerjaan yang layak," katanya.
Kebaya Jaleela yang unik tidak hanya mampu menarik minat pasar nasional, tetapi juga Asia dan Eropa.
- Pamer Perut Mulus, Nathalie Holscher Malah Banjir Kritikan, Waduh
- Tokopedia: Produk Groceries hingga Fesyen Paling Laris Selama Ramadan-Lebaran 2024
- Koleksi Merdi Sihombing Kembali Memukau di Ajang Melbourne Fashion Festival 2024
- Ekspansi Bisnis, FR James Bidik Pasar Pria Lanjut Usia
- Jualan Produk Fesyen Bisa Untung Besar Berkat TikTok, Begini Caranya
- Gandeng SmileyWorld, Emba Jeans Rejuvenasi Segmen ke Anak Muda Setelah Eksis 55 Tahun Lebih