Mengenang Bertemu Gus Dur dan Guru Ijai, Mengharukan...

Mengenang Bertemu Gus Dur dan Guru Ijai, Mengharukan...
Prof MP Lambut menunjukkan fotonya bersama Raden Roro Franzisca Moeprspti. Foto: Syarafuddin/Radar Banjarmasin/JPNN.com

Mulai mengajar di Unlam sejak 1965, saat kampus masih bertempat di Komplek Mulawarman. Tahun 1994 ia diangkat menjadi guru besar. Gubernur Muhammad Said secara khusus membuatkan pesta untuknya.

Sebagai tokoh gereja, Paul merasa dekat dengan umat Islam. Bahkan, saat ditanya siapa tokoh Kalsel yang paling ia kenang, tak disangka Paul menyebut nama Guru Ijai alias Muhammad Zaini Abdul Ghani.

Satu dekade yang lewat, Presiden KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur berziarah ke makam Syekh Muhammad Arsyad Albanjari alias Datu Kelampayan.

Selepas itu, presiden bersilaturahmi ke Sekumpul. Gus Dur membawakan hadiah untuk Guru Ijai berupa satu pak rokok bermerek Istana Presiden. Paul diundang hadir.

Mengenakan topi pet, kacamata besar dan jas warna abu-abu yang kedodoran. "Badan saya mengkerut, rasanya kecil sekali. Siapalah saya sampai bisa berhadapan dengan Guru Ijai," ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Di depan banyak orang, Paul diminta menceritakan sejarah kedekatan antara Kampung Arab di Pasar Lama dan Kampung Kristen di Jalan S Parman.

Menurutnya, kerukunan kedua kampung ini tak ada duanya. "Dulu sering main ke Kampung Arab, mereka biasa memanggil saya U'ul," kisahnya.

Paul juga nyambi mengajar di Universitas Islam Kalimantan (Uniska). Tahun 1985, ia diminta menyelamatkan 23 mahasiswa yang terancam DO (Drop Out) lantaran skripsi yang tak kunjung rampung.

Dipanggil ke Martapura, Banjarmasin, Sulsel, pada Mei 2006. Di situ ia bertemu Gus Dur dan Abah Guru Sekumpul. Itulah momen paling menggetarkan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News