Mengenang Kudatuli, Pembuka Jalan Megawati ke Puncak Kekuasaan

Oleh: Andus Simbolon*

Mengenang Kudatuli, Pembuka Jalan Megawati ke Puncak Kekuasaan
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Foto: dokumen JPNN.Com

Padahal, Soerjadi pada Pemilu 1987 dan 1992 berhasil mendongkrak perolehan kursi PDI. Tapi pada Pemilu 1997  sebaliknya, jumlah kursi PDIP berkurang banyak. Bahkan di beberapa daerah, PDI  sama sekali tidak memiliki wakil di DPRD.

Sikap politik Megawati tahun 1997 itu adalah sebuah perlawanan sengit kepada penguasa karena  telah bertindak tidak adil di dalam menyelesaikan kemelut di PDI tahun 1996 itu. Megawati pantas marah, karena dia telah disingkirkan secara kasar melalui sebuah kongres rekayasa yang penuh konspirasi politik. Megawati kemudian melawan dengan jalan menggugat keabsahan pelaksanaan kongres di Medan itu ke pengadilan atau melalui jalur hukum.
 
Menatap Masa Depan

Kesetiaan, kerja keras dan doa membuat PDI Megawati mampu betahan dan menghadapi gempuran. Konsolidasi demi konsolidasi dilakukan, hingga pada tahun 1998  mereka merapatkan barisan dalam sebuah acara yang disebut rapat kerja nasional di Depok, Jawa Barat. Utusan PDI Promeg dari DPD dan DPC bertemu untuk menyamakan persepsi dan merumuskan langkah-langkah berikutnya guna menyongsong masa depan.

Tidak lama kemudian dibuat lagi acara lebih akbar untuk pemantapan dan konsolidasi partai dengan menggelar kongres di Denpasar, Bali pada awal Oktober 1998. Kongres ini   berlangsung penuh kemeriahan. Bali merah total.  Angin reformasi politik yang mulai berhembus waktu itu ikut mendukung kelancaran kedua perhelatan itu.

Tidak hanya anggota partai, sejumlah mantan pejabat pemerintah, mantan petinggi ABRI, aktivis prodemokrasi dan pengusaha turut hadir di acara pembukaan kongres PDI. Bahkan ada perwakilan negara sahabat yang diundang menyempatkan diri datang ke Bali.

Pada 1998 ini juga PDI Promeg mulai dilirik banyak tokoh yang kemudian bergabung menjadi anggota partai. Sedangkan keputusan kongres PDI kala itu adalah memilih Megawati sebagai ketua umum, sekaligus mempersiapkan diri menghadapi pemilihan umum 1999.

Seiring lengsernya Presiden Soeharto pada Mei 1998 dan naiknya Presiden BJ Habibie, keran demokrasi terbuka lebar. Pada 14 Februari 1999 atau empat bulan sebelum pemilu legislatif pada  7 Juni  1999, PDI  Megawati mendeklarasikan berdirinya PDI Perjuangan.

Kerja keras dan penuh perngorbanan yang dilakukan PDI Promeg tidak sia-sia dan membuahkan hasil. Pada pemilu 1999, partai ini sukses mendulang suara dan menjadi partai politik pemenang pemilu.

TEPAT pada tanggal 27 Juli, 20 tahun silam, sebuah catatan kelam mewarnai sejarah Indonesia. Hari itu, Sabtu, terjadi penyerbuan ke kantor Partai

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News