Mengenang Pahlawan Papua di Hari Pahlawan
Oleh: Dr. Filep Wamafma, SH., M.Hum, Senator Papua Barat
Demikianlah Historia mengisahkan mereka.
Tentu saja kepahlawanan mereka dipandang dari konteks berupa besarnya peran mereka dalam menjaga kedaulatan NKRI di tanah Papua.
Dengan tanpa mengurangi rasa hormat, pembacaan sejarah mengenai kepahlawanan dari Papua sedapat mungkin dilengkapi dengan perjuangan membangun harkat dan martabat orang Papua, yang meskipun telah bergabung dengan NKRI melalui referendum, namun tetap menyisakan cerita tentang pelanggaran HAM, diskriminasi rasial, dan kemiskinan.
Bila perjuangan para pahlawan dari Papua bertujuan mulia demi Papua yang bebas dari penjajahan, maka semestinya “penjajahan” dalam hal investasi, diskriminasi, HAM, semuanya tidak diperkenankan hadir di tanah Papua.
Berkaitan dengan hal itu, mungkin saja ada pahlawan-pahlawan lain dari Papua, yang tidak sekadar melawan penjajahan asing, melainkan juga melawan semua bentuk penjajahan atas harkat dan martabat orang Papua.
Citra pahlawan di Papua, sedapat mungkin mampu menggambarkan perjuangan untuk membebaskan orang Papua dari semua bentuk penjajahan gaya baru, yang hanya mengeruk keuntungan dari Tanah Papua.
Bila sejarah kemerdekaan dipahami sebagai pembebasan martabat manusia, maka nama Dominee Izaak Samuel Kijne, seorang Belanda dan pendidik orang Papua selama 18 tahun mulai dari Mansinam hingga Teluk Wondama, tentu saja menempati hati dan pikiran orang Papua.
Mimpinya sangat jelas yaitu, “Di atas batu ini, saya meletakkan Peradaban Orang Papua.
Harus diakui nama-nama Pahlawan Papua sangat jarang dibicarakan di ruang publik, misalnya dalam pelajaran sejarah.
- Siapkan Talenta Muda Digital di Tanah Papua, TechDay 2024 Hadir di Kota Sorong
- Gelar Workshop di Jayapura, Fesbul Terus Mendukung Kemajuan Sineas Lokal
- Fesbul Buka Pendaftaran Seleksi Film Lokus 5 untuk Para Sineas Seluruh Kawasan Papua
- FGD Lingkungan di Unair, Ketua DPD RI Dukung Penguatan Hukum yang Menekankan Antroposen
- RIPPP Dibidik Memacu Kesejahteraan Papua dalam Dua Dekade ke Depan
- Laporan Pelanggaran Hak Asasi Manusia di AS 2023: Terjadi 654 Penembakan Massal