Mengenaskan, Nenek Hotama Tewas dengan Tubuh Terbelah Dua
jpnn.com - PALEMBANG - Memulung di dekat rel kereta api (KA) membawa petaka bagi Hotama (80). Nenek renta itu tersambar KA Babaranjang, di kawasan Kertapati, Palembang, sekitar pukul 12.00 WIB, Sabtu (11/4).
Mengenaskan, Hotama tewas dengan tubuh terbelah dua dan wajahnya hancur. Informasinya, warga Desa Simpang Pelabuhan Dalam, Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir (OI), itu tersambar KA Babaranjang yang datang dari Tanjung Enim. Pascakejadian, jasadnya dibawa polisi ke kamar jenazah RSMH Palembang.
Keponakan almarhum, Herman (32), mengatakan bibinya memang setiap hari memulung barang bekas di dekat rel KA. Dia biasa baru keluar rumah, agak siang.
“Memang idak ngomong, kareno setiap hari cak itu gawe dionyo, mulung (memang tidak bicara, karena setiap hari nenek Hotama kerjanya memulung),” ujar Herman, warga Jalan Palembang-Inderalaya, Km 13, Kecamatan Pemulutan.
Herman mengaku tidak melihat langsung kejadiannya, dia hanya dikabari tetangga.
”Katonyo bibi aku la meninggal kareno ditabrak kereta api, jadi aku cepet ke lokasi kejadian. Kalo sudah divisum nak langsung dibawa balek (pulang), besok pagi (Minggu, 12/4) mungkin akan segera dikebumikan,” kata Herman, yang ditemui di kamar jenazah RSMH Palembang.
Herman menambahkan, tidak ada tanda-tanda atau firasat dari bibinya, sebelum meninggal dunia. Dia sudah lama menjanda, tidak punya anak.
Terkait insiden siang kemarin, Manajer Humasda PT KAI (Persero) Divre III, Jaka Jarkasih, ketika dikonfirmasi sore harinya mengaku belum mengetahui kejadian itu.
PALEMBANG - Memulung di dekat rel kereta api (KA) membawa petaka bagi Hotama (80). Nenek renta itu tersambar KA Babaranjang, di kawasan Kertapati,
- Irwan: IKA SKMA Jatim Harus Berperan Aktif Mendukung Program Pemerintah
- Cegah Perilaku LGBT pada Anak, Bhayangkari Riau Undang Dr Boyke Jadi Pembicara
- 4 Orang Luka-Luka Akibat Gempa Bumi Garut
- Webinar Bhayangkari Riau, Dokter Boyke Berbagi Tips Agar Anak Terhindar dari LGBT
- Dominggus Maspaitella Ditangkap Setelah 9 Tahun Buron
- Pencarian Dokter yang Tenggelam di Pantai Lancing Sudah Berlangsung 11 Hari