Menggagas Wisata Kota Lama Surabaya

Menggagas Wisata Kota Lama Surabaya
Freddy H. Istanto (kanan) salah satu pembicara dalam diskusi Menggagas Kota Lama Surabaya.
''Mereka bilang kepada saya, kalau yang diperlihatkan cuma bangunan, lebih baik sudahi saja ini turnya. Di negara saya banyak yang seperti ini,'' ujarnya. 

Upaya mendorong daya tarik wisata perlu dukungan semua elemen. Baik akademisi untuk mencari fakta-fakta sebuah cagar budaya sampai masyarakat sekitar yang bisa sadar sejarah dan ramah terhadap wisatawan. 

Mendengar masukan tersebut, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Surabaya Widodo Suryantoro mengatakan, pemkot terus berusaha memaksimalkan nilai sejarah di Surabaya. Hal tersebut menjadi nilai utama sektor wisata bagi kota yang minim daya tarik wisata alam.

Saat ini Surabaya punya 273 cagar budaya yang sudah mendapatkan SK pemerintah. "Belum lagi kampung-kampung yang bisa mengikuti jejak Kampung Lawas Maspati,'' ungkapnya dalam acara yang digagas Radar Surabaya bekerja sama dengan Disbudpar Surabaya.

Pihaknya menargetkan terus membentuk kelompok sadar wisata (pokdarwis) di wilayah-wilayah yang sarat budaya dan sejarah. Bakal ada peta lengkap serta sistem efisien soal wisata kota lama Surabaya.

Menurut dia, cagar budaya memang tak bisa bertahan kalau hanya dinilai dari sisi budaya. Harus diangkat menjadi wisata supaya mendatangkan profit. "Kalau sudah ada profit, otomatis masyarakat sadar bangunan atau kawasan tersebut penting,'' tandasnya. 

Sementara itu di Radar Surabaya Art Gallery menjadi ruang redaksi sekaligus galeri seni pertama di Indonesia. Di dalamnya dipajang lukisan dari para pelukis ternama. Juga ada patung-patung karya mahasiswa seni rupa Universitas PGRI Adi Buana. Lukisan milik Jawa Pos Group tersebut menampilkan berbagai aliran seperti abstrak, ekspresionisme, dan naturalisme. 

Galeri tersebut berada di lantai 2 bekas kantor De Uniebank Voor Nedherland En Koloniel yang dibangun awal tahun 1900-an. Berdampingan langsung dengan ruang redaksi Radar Surabaya yang diberi nama Dahlan Iskan Newsroom. (bil/c25/ayi)

cagar budaya memang tak bisa bertahan kalau hanya dinilai dari sisi budaya. Harus diangkat menjadi wisata supaya mendatangkan profit


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News