Menggelar Jakarta Marathon Pascapandemi, Apa Saja Tantangannya?

Menggelar Jakarta Marathon Pascapandemi, Apa Saja Tantangannya?
Jakarta Marathon 2022 dilepas Sandiaga Uno. Foto: dok Jakarta Marathon

jpnn.com, JAKARTA - Pelaksanaan Jakarta Marathon (Jakmar) ke-9 telah selesai dengan deretan catatan khusus dan beberapa kekurangan akibat minim pendanaan.

Pengelola pun berharap penyelenggaraan pada masa mendatang lebih baik dan ada kolaborasi lebih dalam dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

“Tahun ini bisa dikatakan kami rugi karena tidak ada sponsor utama seperti tahun-tahun sebelumnya yang banyak diisi peruaahaan BUMN. Namun, kami maklum mungkin pascapandemi ini semua kehabisan anggaran,” ujar CEO Inspiro Ndang Mawardi, sekaligus penyelenggara Jakarta Marathon, dalam siaran pers, Senin (17/10).

Ndang berharap dengan membawa nama kota Jakarta pada penyelenggaraan selanjutnya ada dukungan penuh dari pemerintah.

Dengan demikian, event internasional yang membawa misi sport-tourism tersebut bisa dijalankan berkelanjutan secara berkelas.

“Ibarat gadis, Jakmar sebenarnya sudah berkembang menjadi gadis seksi yang menarik perhatian banyak orang dengan jumlah peserta yang terus meningkat. Jakmar tahun ini diikuti 14.300 peserta, termasuk 869 pelari asing dari 26 negara,” dia menambahkan.

Mewujudkan itu, diakui oleh Ndang, banyaknya tantangan yang dihadapi penyelenggara.

“Saya menyadari, para pelari ibaratnya benci tetapi rindu pada Jakmar. Rindu untuk berlari bebas di bawah gedung pencakar langit Jakarta. Namun, di sisi lain kecewa karena rute lari belum berhasil mendapatkan suasana steril yang ideal seperti ajang lari dunia yang lain,” tambah dia.

Pelaksanaan Jakarta Marathon (Jakmar) ke-9 telah selesai dengan deretan catatan khusus dan beberapa kekurangan akibat minim pendanaan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News