Menggelar Jakarta Marathon Pascapandemi, Apa Saja Tantangannya?

jpnn.com, JAKARTA - Pelaksanaan Jakarta Marathon (Jakmar) ke-9 telah selesai dengan deretan catatan khusus dan beberapa kekurangan akibat minim pendanaan.
Pengelola pun berharap penyelenggaraan pada masa mendatang lebih baik dan ada kolaborasi lebih dalam dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
“Tahun ini bisa dikatakan kami rugi karena tidak ada sponsor utama seperti tahun-tahun sebelumnya yang banyak diisi peruaahaan BUMN. Namun, kami maklum mungkin pascapandemi ini semua kehabisan anggaran,” ujar CEO Inspiro Ndang Mawardi, sekaligus penyelenggara Jakarta Marathon, dalam siaran pers, Senin (17/10).
Ndang berharap dengan membawa nama kota Jakarta pada penyelenggaraan selanjutnya ada dukungan penuh dari pemerintah.
Dengan demikian, event internasional yang membawa misi sport-tourism tersebut bisa dijalankan berkelanjutan secara berkelas.
“Ibarat gadis, Jakmar sebenarnya sudah berkembang menjadi gadis seksi yang menarik perhatian banyak orang dengan jumlah peserta yang terus meningkat. Jakmar tahun ini diikuti 14.300 peserta, termasuk 869 pelari asing dari 26 negara,” dia menambahkan.
Mewujudkan itu, diakui oleh Ndang, banyaknya tantangan yang dihadapi penyelenggara.
“Saya menyadari, para pelari ibaratnya benci tetapi rindu pada Jakmar. Rindu untuk berlari bebas di bawah gedung pencakar langit Jakarta. Namun, di sisi lain kecewa karena rute lari belum berhasil mendapatkan suasana steril yang ideal seperti ajang lari dunia yang lain,” tambah dia.
Pelaksanaan Jakarta Marathon (Jakmar) ke-9 telah selesai dengan deretan catatan khusus dan beberapa kekurangan akibat minim pendanaan.
- Telkom Siap Gelar Digiland 2025 Seusai dapat Dukungan dari Gubernur DKI Jakarta
- Terungkap Fakta Mengejutkan soal Gerai Miras di Kartika One Hotel
- Realisasi Investasi Jakarta Triwulan I-2025 Capai Rp 69,8 Triliun, Tertinggi di Indonesia
- Gegara Gerai Miras, Warga Kampung Sawah Ancam Geruduk Kartika One Hotel
- Sahrin Hamid: Gerakan Rakyat Jaktim Wajib Dukung Program Prorakyat Pramono-Doel
- Bukan 10 Persen, Pramono Bakal Terapkan Pajak BBM 5 Persen di Jakarta