Mengharukan, Nisa Langsung Menangis

Mengharukan, Nisa Langsung Menangis
Nisa tak berhenti menangis saat mendapat handy cycle dari ITK di SMP 22 Samarinda, Rabu (4/1). Foto: SAIPUL ANWAR/KALTIM POST/JPNN.com

Menurutnya, sepeda yang menggunakan penggerak tangan ini bisa bertahan lama. Karena, bahannya yang memang besi, umurnya akan bergantung pada perawatan. Kalau perawatannya baik, bisa bertahan selamanya.

Seluruh proyek ini dikerjakan oleh mahasiswa ITK. Mereka adalah Jordan Ananda Purnomo selaku ketua Student Automotive Association (SAA) ITK dan Ketua Project Handy Cycle Dito Ahmad Satrio. Mereka yang melakukan pemilihan bahan, pembuatan, dan lainnya.

“Niat kami ini agar ITK bisa bermanfaat untuk Kalimantan. ITK sekarang berfokus pada teknologi kesehatan. Jadi, jika ada peluang kami akan mencari Nisa-Nisa lainnya yang perlu bantuan,” kata Dwi.

Kepala SMP 22 Samarinda Asmuran mengatakan, pihak sekolah tidak pernah direpotkan oleh Nisa. Sang ibu selalu mengantar jemput sang anak menggunakan kursi roda. Untuk upacara bendera dan lainnya, Nisa diperbolehkan tidak ikut. Kalaupun ikut boleh tetap berada di kursi roda.

“Untuk biaya dan lainnya, Nisa mendapat beasiswa PIP (program Indonesia Pintar) sehingga tidak ada kesulitan,” ujarnya.

Pihak sekolah, tambahnya, siap menampung jika orangtua Nisa memiliki kesulitan lain untuk biaya sekolah.

Seperti buku sekolah, seragam dan lainnya. SMP 22 merupakan salah satu sekolah yang siap menampung pendidikan anak-anak disabilitas.

“Kami tidak menolak jika ada siswa disabilitas. Pendidikan itu bukan hanya untuk anak yang normal, tapi anak yang tidak normal secara fisik juga wajib mendapatkan pendidikan,” ujarnya. (*/ctr/rom/k15)

JPNN.com – Nisa menyandang tunadaksa sejak kecil. Namun, semangatnya untuk bersekolah cukup tinggi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News