Mengikuti Operasi Pasien di Atas Kapal USNS Mercy di Manado
Pasien Nyaman Ditangani Dokter Ahli 24 Jam
Kamis, 07 Juni 2012 – 08:08 WIB
Menurut Cortney Marsh, ketua tim perawat operasi, sebelum pembedahan, Brian dibius total sampai tak sadar. Setelah itu, dilakukan penyinaran tangan kanannya dengan laser. "Tujuannya, lukanya berkurang," katanya.
Setelah operasi selesai, Brian dibawa ke ruang perawatan. Saat itu, Brian maupun Yenni tidak menyadari bahwa posisi kapal tidak lagi di Teluk Manado, melainkan dalam perjalanan menuju Pulau Sangihe, sekitar delapan jam perjalanan dari Manado.
Ukuran kapal yang cukup besar membuat perjalanan yang cukup jauh itu tidak terasa. Padahal, ombak di perairan laut tersebut cukup besar. Hanya sesekali terdengar dentuman ombak yang menghantam lambung kapal, tapi tidak sampai menimbulkan guncangan. Pasien maupun penumpang di dalamnya merasa nyaman.
Jamerson mengungkapkan, setiap hari operasi berlangsung dari waktu ke waktu. Dia menyebutkan, dalam sehari, timnya minimal melakukan 15 kali operasi. Jumlah itu bisa bertambah jika pasien cukup banyak. "Terutama dalam misi kemanusiaan seperti saat ini," ujarnya.
Rumah sakit terapung milik Angkatan Laut AS kembali singgah di perairan Indonesia. Dalam agenda Pacific Partnership, USNS Mercy melakukan misi kemanusiaan
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor