Mengintip Rahasia di Balik Riasan Gary Oldman

Mengintip Rahasia di Balik Riasan Gary Oldman
Kiri: Gary Oldman. Kanan: Gary Oldman sebagai Winstorn Churchill di Darkest Hours. Foto: Daniel Zuchnik/WireImage

jpnn.com - Karakter Winston Churchill di Darkest Hours mengantar Gary Oldman memenangkan gelar aktor terbaik di berbagai ajang penghargaan.

Mulai Golden Globes, BAFTA, hingga Critics’ Choice Awards. Oldman juga menjadi kandidat kuat peraih Oscar.

Selain karena aktingnya yang ciamik, ada juga peran Kazuhiro Tsuji sang juru rias.

Churchill, perdana menteri Inggris di era PD II, naik jabatan pada 1940. Usianya 66 tahun kala itu. Perawakannya gemuk. Rambut putihnya setengah botak.

Wajahnya bulat, pipinya chubby, dan air mukanya berkerut-kerut. Jauh banget dengan Oldman yang berpostur 174 cm dan langsing. Semua itu berkat jerih payah Tsuji, sang ahli make-up dan desainer prostetik legendaris.

Tsuji dikenal berkat karyanya di film-film top seperti Dr Seuss’ How the Grinch Stole Christmas, dua installment Men in Black, Hellboy, dan The Curious Case of Benjamin Button.

Sudah lima tahun dia mundur dari dunia film. Oldman sendiri yang memintanya meninggalkan masa pensiun dengan tenang.

”Waktu itu, aku bilang ke (sutradara) Joe (Wright). Aku nggak akan ngomongin gajah di pelupuk mata ya. Aku sama sekali nggak mirip Churchill,” kenang Oldman, seperti dilansir Variety.

Secara fisik, Gary Oldman dan Winston Churchill berbeda sangat jauh. Lalu, bagaimana Oldman bisa menjelma jadi Churchill di film Darkest Hour?

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News