Menguak Konspirasi di Istana

Menguak Konspirasi di Istana
Menguak Konspirasi di Istana
SAYA tiba-tiba terkenang Hamlet. Lakon sandiwara yang ditulis oleh William Shakespeare di sekitar tahun 1599-1601 itu adalah sebuah kisah tragedi yang getir. Tapi cerita yang penuh konspirasi ini, mungkin, cocok dijadikan referensi atas berbagai kasus yang juga terjadi di Indonesia, meskipun cerita, motif dan tujuannya berbeda.

Jika pun konteksnya tidak kena, tidak pas, anggaplah sekadar cerita biasa untuk melipur lara, karena "penyalaan listrik bergilir" (bahasa lain dari pemadaman bergilir) belum juga tertanggulangi.

Syahdan, Pangeran Hamlet bermuram durja. Ayahnya baru meninggal dan pamannya Claudius naik tahta. Pamannya juga menikahi ibu Hamlet, Gertrude. "Ganti tikar," kata orang Pesisir di Sibolga, pantai barat Sumatera Utara.

Pada suatu hari yang tak tercatat, beberapa teman Hamlet bersirobok bertemu arwah yang mengaku dirinya adalah ayah Hamlet. Ketika Hamlet juga mengalami peristiwa yang sama, ya, ia bersua roh ayahnya, ia diminta untuk membalas dendam karena Claudius telah membunuh ayahnya.

SAYA tiba-tiba terkenang Hamlet. Lakon sandiwara yang ditulis oleh William Shakespeare di sekitar tahun 1599-1601 itu adalah sebuah kisah tragedi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News