Mengunjungi Abashiri Prison Museum, Penjara Paling Ketat di Era Meiji

Shiratori Berhasil Kabur berkat Miso Soup

Mengunjungi Abashiri Prison Museum, Penjara Paling Ketat di Era Meiji
Mengunjungi Abashiri Prison Museum, Penjara Paling Ketat di Era Meiji

Museum penjara itu sangat luas, mencapai 17 hektare dengan 38 bangunan di dalamnya. Setelah melewati pintu gerbang, masuk government building. Gedung tersebut dibangun pada 1912, yang di era Meiji desain dan fiturnya menggabungkan arsitektur Timur dan Barat. Di gedung tersebut setiap pengunjung mendapat welcome drink berupa amasake. Rasanya mirip air tape. "Ini soft sake, tidak mengandung alkohol," kata Koji.

Ada beberapa bagian yang merupakan bangunan asli penjara Abashiri yang dipindah ke museum tersebut. Yakni, preaching place, radial five wings prison house (rumah tahanan lima sayap), gedung pertanian Futamigaoka, government building, sel hukuman bagi tahanan bermasalah (punishment brick chamber), pintu samping (side gate), pondok penjaga (keepers lodge), dan kuil danau Futamigaoka. Yang menjadi andalan di museum tersebut adalah rumah tahanan lima sayap. Bangunan berbahan kayu itu sangat khas karena memiliki lima koridor dengan total 600 sel. Desain gedung seluas 3.333,72 meter persegi itu dibuat sangat efisien. Satu pos penjaga bisa mengamati seluruh koridor.

“Pemerintahan Meiji mengklaim ini merupakan gedung penjara paling modern di zaman itu. Bangunannya diadopsi dari penjara Leuven, Belgia,” kata Koji.

Setiap sel luasnya hanya 4,95 meter persegi atau sekitar 2 x 2,5 meter. Setiap sel sebenarnya didesain untuk dihuni seorang tahanan. Namun, pada kenyataannya penjara itu terisi sampai seribu tahanan.

Di salah satu koridor terdapat patung tahanan yang sedang merangkak di plafon gedung. Itu adalah patung Yoshie Shiratori, tahanan yang menghuni sel 24 di koridor 4. Shiratori dijuluki sebagai prison break magician of the showa era. Dia kali pertama ditahan di Aomori karena kasus pembunuhan pada 1936. Dia berhasil kabur menggunakan kabel untuk membuka kunci.

Shiratori kemudian tertangkap dan dijebloskan di penjara Akita pada 1942. Di situ dia juga berhasil kabur. Pada 1943 Shiratori tertangkap lagi dan dibawa ke Hokkaido untuk dijebloskan ke Abashiri Prison yang terkenal sebagai penjara paling ketat di Jepang.

Namun, dia juga berhasil kabur dari penjara Abashiri pada 1944 saat musim panas. Setiap hari Shiratori menumpahkan miso soup jatah makannya ke borgol dan gembok sel. Setelah satu tahun empat bulan, rantai borgolnya aus dan bisa terlepas. Begitu juga gembok di pintu selnya. Dengan mudah dia naik ke atap dan melarikan diri.

Dua tahun kemudian Shiratori dikabarkan meninggal di penjara Sapporo. Namun, ada juga kabar yang menyebutkan bahwa dia melarikan diri dari penjara tersebut. "Kisah Shiratori ini dituangkan dalam novel berjudul Hagoku pada 1983 oleh Akira Yoshimura. Dari novel itu dibuat film TV di NHK pada 1985," ujar Koji. Penjara Abashiri sendiri pernah difilmkan pada 1965 dengan judul A Man from Abashiri Prison. Film tersebut disutradarai Teruo Ishii dan dibintangi Ken Takakura.

Penjara Abashiri di bagian utara Pulau Hokkaido, Jepang, kini menjadi museum yang banyak dikunjungi wisatawan.Bagaimana kondisinya? Berikut laporan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News