Mengunjungi Istanbul, Ibu Kota Budaya Eropa 2010

Kesulitan Komunikasi, Bisa Cari Relawan Berkaus Hijau Toska

Mengunjungi Istanbul, Ibu Kota Budaya Eropa 2010
Miniaturk, salah satu tujuan wisata baru di Istanbul. Foto : Lutfi Rakhmawati/ Radar Jogja/JPNN
Bersama Kota Pécs di Hungaria dan Essen di Jerman, Kota Istanbul dinobatkan sebagai Ibu Kota Budaya Eropa (European Capital of Culture) pada 2010. Berbagai program dan acara skala internasional digelar. Berikut laporan LUTFI RAKHMAWATI yang mengikuti 5th World Youth Conference di Istanbul, Turki, pada 31 Juli hingga 13 Agustus lalu.


= = = = = = = = = = = = =

SEJAK ditemukan sekitar 7 ribu tahun sebelum Masehi, Istanbul selalu menjadi primadona. Kota yang berada di tepi Selat Bosphorus dan Laut Marmara itu tumbuh menjadi kota pelabuhan dan perdagangan yang penting.

Berdasar catatan, dalam sejarahnya yang panjang tersebut, Istanbul pernah dijadikan ibu kota oleh imperium Romawi, Byzantium, Imperium Latin, dan Ottoman. Dengan warisan budaya dan keunikan letak geografisnya, Istanbul merupakan satu-satunya kota yang berada di dua benua. Sebagian kota itu menjadi bagian Eropa dan sebagian lain masuk wilayah Asia.

Karena itulah, tidak salah jika European Union Manager of Culture and Education menobatkan kota terbesar di Turki dan kota terbesar kelima di dunia (berdasar jumlah populasi) tersebut sebagai Ibu Kota Budaya Eropa atau Avrupa Kültür Baºkenti dalam bahasa Turki. Upaya menjadikan Istanbul sebagai Ibu Kota Budaya Eropa dimulai sejak 2000.

Bersama Kota Pécs di Hungaria dan Essen di Jerman, Kota Istanbul dinobatkan sebagai Ibu Kota Budaya Eropa (European Capital of Culture) pada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News