Mengunjungi Rumah Warisan Slamet Riyadi Penggagas Kopassus
Tentara asal Solo itu dipercaya menjadi komandan lapangan. Operasi penumpasan pemberontak itu sukses, tetapi TNI kehilangan banyak pasukannya.
Ternyata, RMS dengan pasukan berjumlah kecil memiliki taktik dan pengalaman tempur yang baik, serta didukung kemampuan tembak tepat dan gerakan perorangan.
Dari situlah Slamet menggagas pembentukan satuan pemukul yang mampu bergerak cepat dan sanggup menghadapi segala medan berat.
Nahas, Slamet yang pada waktu itu masih berusia 23 tahun tertembak di Ambon. Dia meninggal dunia pada 4 November 1950.
Jenazah Slamet dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Bhakti, Jalan Ir. Sutami, Pucangsawit, Jebres, Solo. Namun, dia mewariskan ide tentang pembentukan pasukan berkemampuan khusus.
Selanjutnya, Kolonel AE Kawilarang mewujudkan gagasan Slamet dengan membentuk Kesatuan Komando Teritorium III pada 16 April 1952. Kesatuan yang dibentuk dengan Instruksi Panglima Tentara dan Teritorium III No.55/Instr/PDS/52 itu pun menjadi cikal bakal Kopassus.
Kini, nama Slamet tak hanya diabadikan untuk jalan utama di Solo. Di Markas Grup-2 Kopassus Kartosuro juga ada Kesatrian Slamet Riyadi.
TNI Angkatan Laut juga memiliki fregat yang dinamai KRI Slamet Riyadi. Di Solo ada perguruan tinggi swasta bernama Universitas Slamet Riyadi (UNISRI).
Pembentukan Kopassus tak terlepas dari ide Slamet Riyadi. Dari gagasan tentara asal Solo itulah terbentuk pasukan elite yang melegenda tersebut.
- Menjelang Pilkada Serentak 2024, Agus Fatoni Minta Dukungan TNI
- Jenderal Maruli: Kendaraan Dinas Dipakai Bertugas, Bukan untuk Kepentingan Pribadi
- Sido Muncul Salurkan Bantuan Rp 200 Juta Untuk Korban Banjir Bandang & Longsor di Sulsel
- Ratusan Sumur Minyak Ilegal di Batanghari Ditutup Polisi dan Tentara
- Bea Cukai & TNI Gagalkan Penyelundupan Pakaian Bekas di Jalur Tikus Perbatasan RI-Malaysia
- Teken NPHD Pengamanan Pilkada 2024, Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni Berpesan Begini