Mengunjungi Suku Badui yang Satu Kampung Golput saat Pilpres (2-Habis)
Mirip TNI, Siap Bela Negara meski Tak Memilih
Jumat, 10 Juli 2009 – 06:18 WIB
Pada hari biasa, banyak penduduk menggelar hasil kerajinan tangan di sepanjang jalan masuk ke perkampungan. Mereka menjual barang-barang khas Badui yang terbuat dari bahan-bahan alami, seperti kain tenun, suvenir dari batok kelapa, tas kulit kayu, golok khas Badui, dan sejenisnya.
Aktivitas keseharian warga Badui Luar tersebut sempat terhenti pada pilpres lalu (8/7). Bahkan, sejam sebelum tempat pemungutan suara (TPS) di Kaduketug, Ciboleger, dibuka, puluhan warga sudah berjubel antre untuk mencoblos. Hingga tengah hari, warga masih berjubel dan saling dorong di depan pintu masuk TPS. ''Ramai sejak pagi karena ini termasuk hajat besar bagi kami,'' ujar Ketua Panitia Pemilihan Suara (PPS) H Sarpin.
Berbeda dengan suku Badui Dalam yang memilih tidak mencontreng demi adat, warga Badui Luar justru sangat antusias menggunakan hak pilihnya. Berkali-kali panitia di TPS yang dibantu dua petugas dari kepolisian Lebak mengatur barisan warga agar tidak saling sikut dan dorong.
Pemilih wanita dan ibu-ibu didahulukan agar bisa kembali beraktivitas di rumah. Kotak suara juga dipisah untuk pemilih laki-laki dan perempuan. Akibatnya, konsentrasi massa di TPS menjadi sasaran para pedagang keliling yang berjualan hingga masuk ke wilayah Badui Luar.
Terlibat dalam politik merupakan hal yang tidak dianjurkan oleh adat suku Badui. Namun, tak seperti warga Badui Dalam yang memilih golput pada pilpres,
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor