Meninggal Olahraga

Meninggal Olahraga
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Suatu saat Jonan memperlihatkan foto wajahnya pada saya. Untuk dinilai.

"Apakah seperti ini?" tanya Jonan.

"Kurang," jawab saya.

Sebelum itu saya memang sering bercanda dengan Jonan. Canda serius.

"Anda ini sudah menjadi seorang CEO. Harus bisa tersenyum," kata saya. "Kalau masih menjadi CFO boleh tidak pernah tersenyum, tetapi sekarang ini kan Anda CEO," gurau saya.

Rupanya, setelah itu, Jonan mulai belajar tersenyum. Lalu difoto. Foto itulah yang ditunjukkan pada saya, tetapi senyumnya masih belum natural.

Foto berikutnya luar biasa. Jonan bisa tersenyum yang sangat benar. Saya pun memujinya –sambil menyarankan agar lebih sering tersenyum seperti itu. "Agar kelak bisa menjadi orang lebih besar lagi," kata saya.

Rupanya foto itu yang kemudian menjadi sampul buku yang dibawa Hadi Mustofa tersebut. Maka saya pun langsung setuju: foto ini bagus. Hadi pun memperoleh kata pengantar dari saya.

Maafkan Hadi, saya tidak bisa ke Jakarta, tetapi saya lihat foto-foto pemakaman itu, ada Jonan di sana

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News