Menjadi Aneh di Hussainiah

Oleh Dahlan Iskan

Menjadi Aneh di Hussainiah
Dahlan Iskan.

Nafsu amarah yang bikin orang jadi kejam. Nafsu luwwamah yang hanya bikin rakus.

Orang harus mengutamakan nafsu mutmainnah. Nafsu untuk tenang dan damai. Seperti yang dimiliki Ali bin Abi Thalib.

Di sela-sela ceramah hadirin sering mengumandangkan Selawat Nabi tiga kali. Ceramah selesai pukul 23.30.

Saya pikir bubar. Ternyata Imam Sawad pindah dari mimbar. Ke kursi lipat. Saatnya tanya jawab.

Banyak yang bertanya: definisi kafir, siapa yang disebut sahabat nabi, soal wudu dan entah apalagi yang saya kurang mengerti.

Saya bertanya tentang foto yang dipasang di dekat mimbar: foto Sayidina Ali atau Sayidina Hussein.

Dijawab: itu Saiyidina Ali. Tapi itu bukan foto. Itu lukisan. Digambarkan dari deskripsi yang diceritakan orang.

”Belum tentu aslinya seperti itu,” katanya. Selesai. Pukul 00.00.(***)

Setelah dua kalimah syahadat itu: ada kumandangan apresiasi untuk Sayidina Ali. Lalu dilanjutkan dengan seruan untuk salat. Dan seterusnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News